Jakarta (ANTARA) - Wakil Presdir PT Toyota Astra Motor Henry Tanoto mengatakan pihaknya berkomitnen mendukung pemerintah mengembangkan mobil terelektrifikasi baik hibrid hinga full listrik di Indonesia dengan memperluas edukasi dan mendorong permintaan mobil ramah lingkungan tersebut.
"Kami dukung pemerintah, terutama bagaimana 'create demand' mobil elektrifikasi," kata Henry di Jakarta, Minggu.
Untuk itu pihaknya memperkenalkan jajaran mobil terelektrifikasi mulai dari mobil dengan mesin hibrid (HEV), plug in hybrid (PHEV), hingga full baterai (BEV) seperti Toyora Prius, Toyota CH-R, Corolla Cross, hingga mobil mewah BEV yaitu Lexus UX 300e.
"Itu wujud komitmen dan confidence bahwa ini (mobil terelektrifikasi) akan terus berkembang ke depannya," kata Henry.
Permintaan mobil terelektrifikasi terutama hibrid, kata dia, juga terus meningkat. Bahkan tahun lalu penjualannya mencapai sekitar 1.000 unit naik 50 persen dibandingkan 2019.
"Awareness (mobil terelektrifikasi) masyarakat sudah baik. Yang perlu diedukasi lebih jauh soal kekurangan dan kelebihan EV, termasuk penggunaannya, emisinya, dan kenyamanannya," kata Henry.
Ditambahkan Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi Suwandy, pengetahuan masyarakat mengenai mobil terelektrifikasi mulai dari hibrid hingga full listrik sudah jauh berkembang dibandingkan 10 tahun lalu.
Oleh karena itu, kata dia, ketika Toyota memasarkan kendaraaan hibrid, seperti Corolla Cross langsung disambut positif oleh pasat Indonesia. Begitu juga ketika memasarkan Lexus BEV, sudah langsung ada yang order hingga 12 unit.
"Tahun lalu kami sudah melengkapi satu bahkan lebih expert hybrid dan electrifued expert di bengkel-bengkel Toyota, yang bisa menjelaskan langsung kepada konsumen tentang mobil elektrifikasi," kata Anton.
Ia juga menyampaikan sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah, Toyota Group juga telah berkomitmen melakukan lokalisasi produksi mobil elektrifikasinya di Indonesia baik hibrid, plug in hybrid, maupun mobil listrik.
"Sambil kami melihat kondisi pasar dan adaptasi pasar terhadap kendaraan listrik, mana yang cocok untuk konsumen," kata Anton.
Baca juga: Investasi Hyundai di Indonesia, akankah peta industri otomotif berubah?
Baca juga: Investasi industri baterai mobil listrik diproyeksi bisa Rp238 triliun