Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dalam lima tahun ke depan pemerintah ingin fokus ke industri hilir dari komoditas bijih nikel, mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
“Indonesia punya cadangan nikel terbesar di dunia, 25 persen cadangan nikel di dunia ada di Indonesia, yang jumlahnya kurang lebih 21 juta ton. Indonesia mengontrol hampir 30 persen produksi nikel di dunia,” kata Presiden Jokowi dalam peringatan HUT ke-48 PDI Perjuangan secara virtual, Minggu.
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia telah memiliki industri bijih nikel yang terintegrasi dari sektor hulu ke hilir dengan produksi seperti feronikel ataupun baja tahan karat.
Ke depan, kata Presiden Jokowi, Indonesia juga perlu mengolah bijih nikel menjadi baterai litium yang dapat digunakan untuk ponsel dan mobil listrik.
Penciptaan sektor-sektor ekonomi baru dari rantai hulu ke hilir industri bijih nikel itu diyakini Presiden Jokowi akan menimbulkan banyak lapangan kerja.
Jika berhasil menjadi produsen baterai litium, kata dia, maka Indonesia akan menjadi pemain penting dalam rantai industri mobil listrik dunia.
“Ke depan kita ingin kerja sama BUMN dengan swasta, BUMN dan perusahaan multinasional. Kita ingin masuki fase berikutnya untuk memasuki produksi baterai litium sebagai komponen utama kendaraan listrik yang ke depan sebuah kesempatan besar bagi kita masuk ke otomotif industri electric vehichle, yang ke depan semuanya akan pindah ke sana,” jelas Presiden Jokowi.
Baca juga: Luhut: China dan Korsel di Indonesia ingin bangun pabrik karena larangan ekspor nikel
Baca juga: Kemarin, hilirisasi nikel sampai transformasi ekonomi berbasis hijau