Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito mengatakan BPOM turut mengawasi kualitas vaksin COVID-19 Sinovac agar tidak rusak ketika sampai di daerah tujuan.
"Fasilitas penyimpanan secara konsisten stabil di 'cold storage' dengan suhu 2-8 derajat Celcius untuk Sinovac ini. Itu diawasi BPOM," kata Penny dalam jumpa pers daring yang dipantau dari Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan dalam mengawal rantai penyimpanan dingin itu BPOM bersinergi dengan kementerian, lembaga dan unsur terkait agar vaksin yang didistribusikan dari pusat hingga siap disuntikkan tidak rusak.
BPOM, kata dia, mengawal produk mulai dari industri farmasi hingga siap untuk diinjeksi kepada pengguna.
Adapun penggunaan vaksin Sinovac saat ini masih menunggu izin penggunaan darurat atau EUA agar bisa digunakan oleh masyarakat Indonesia, terutama untuk target prioritas.
"Kami menunggu hasil uji klinis vaksin Sinovac fase III di Bandung untuk pengamatan interim tiga bulan yang akan diberikan hari ini. Nanti kita bahas tidak lama lagi. Mudah-mudahan segera final sehingga diumumkan EUA tersebut," kata Penny.
Setelah mendapatkan EUA, lanjut dia, Sinovac akan terus diawasi manfaat, keamanan dan efek sampingnya. Masyarakat yang mendapatkan vaksinasi dapat melaporkan keluhan kepada pihak penyuntik yang nantinya info tersebut akan diteruskan kepada BPOM.
"Masyarakat dapat melaporkan pada fasilitas pertama yang bersangkutan mendapatkan vaksin injeksi. Kemudian layanan kesehatan akan melaporkan pada Komite Daerah KIPI (Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi) kemudian laporkan ke Komisi Nasional Penilai Obat dan dilaporkan ke BPOM pusat farmakovigilans nasional," katanya.
Baca juga: Presiden: Hari vaksinasi COVID-19 perdana tunggu izin BPOM
Baca juga: BPOM tunggu data klinis izin darurat vaksin Sinovac