Cianjur (ANTARA) - Pemkab Cianjur, Jawa Barat, mengencarkan pendidikan agama di luar sekolah melalui Program Diniyah Takmiliyah sebagai upaya memupuk karakter agamis dan membangun akhlak anak.
Program itu diharapkan mencegah anak dan pelajar di Cianjur dari perbuatan melanggar hukum seperti yang menimpa MDF pembuat parodi lagu kebangsaan.
Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman saat dihubungi Minggu, mengimbau orang tua agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak saat menggunakan internet atau alat penunjang teknologi yang semakin canggih, agar tidak disalahgunakan membuat hal yang melanggar hukum.
"Pemerintah daerah akan berusaha membuat pelajar di Cianjur, dapat menggunakan teknologi sebagai sarana dan prasarana mendulang prestasi dengan memupuk karakter agamis melalui pendidikan agama di luar sekolah melalui program Diniyah takmiliyah," katanya.
Hal tersebut, tutur dia, bertujuan untuk memupuk akhlaknya, sehingga pelajar di Cianjur tidak hanya pintar akademis, melek teknologi, tapi memiliki akhlaknya yang bagus. Sehingga ketika akhlaknya sdah bagus, mereka tidak salah dalam menerapkan teknologi sekalipun dalam kehidupannya.
"Saya baru tahu kalau anak SMP yang membuat parodi lagu kebangsaan Indonesia Raya itu, warga Cianjur. Saya sangat menyayangkan hal tersebut karena dapat mempengaruhi hubungan baik antar negara dan sudah jelas melanggar hukum," katanya saat dihubungi Minggu.
Untuk mencegah hal serupa kembali terjadi, pihaknya mengimbau orang tua untuk lebih meningkatkan pengawasan dan mendampingi anak saat menggunakan internet atau sarana dan prasarana penunjang lainnya seperti saat menggunakan telepon pintar dan komputer, sehingga aktifitas yang mereka lakukan dapat terpantau.
Karena kasus yang menimpa MDF sebagai pembuat parodi lagu kebangsaan, ungkap dia, tidak luput dari kelalaian orangtua yang kurang melakukan pengawasan terhadap anak dalam menggunakan teknologi karena seiring perkembangan zaman dan teknologi, seharusnya orangtua lebih memperketat pengawasan saat anak menggunakan internet.
"Kemajuan teknologi menjadi bumerang dan membahayakan untuk anak, sehingga pengawasan dan pendampingan saat mereka menggunakan internet harus lebih ditingkatkan. Bahkan bimbingan orang tua, sangat dibutuhkan agar anak tidak salah dalam menggunakan teknologi," katanya.
Sebelumnya MDF pelajar SMP warga Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat, ditangkap Bareskrim Mabes Polri karena telah mengunggah video parodi lagu Indonesia Raya di akun media sosialnya, bahkan warga sekitar tidak menyangka kasus yang menimpa bocah yang masih duduk di kelas III SMP tersebut.
Baca juga: Kemenag tetap komitmen terus majukan pendidikan agama dan keagamaan
Baca juga: Menag: Pendidikan agama mutlak dan terus dipertahankan
Baca juga: Raperda Pendidikan Keagamaan libatkan semua agama