Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum (nonaktif) Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin mengatakan MUI akan tetap menjadikan prinsip Islam moderat sebagai arus utama sehingga menjadi metode berpikir dan arah pergerakan organisasi.
"Selama lima tahun terakhir, Dewan Pimpinan MUI menjadikan keputusan Munas sebagai manhaj (metode) MUI sebagai cara berpikir dan bergerak," kata Ma'ruf kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan pengarusutamaan Islam wasathiyah merupakan kebutuhan mendesak seiring menguatnya radikalisme baik itu kiri seperti liberalisme dan sekularisme ataupun kanan sebagaimana terorisme berkedok agama.
Ma'ruf Amin yang juga Wakil Presiden RI mengatakan Islam moderat adalah cara berpikir yang posisinya tidak terlalu rumit sekaligus tidak terlalu longgar. Islam wasathiyah berada di antara dua kutub ekstrem tersebut.
Adapun Musyawarah Nasional X MUI pada 25-27 November 2020 akan segera memilih ketua umum baru organisasi itu. Atas hal itu, Ma'ruf berpesan kepada para pengurus MUI selanjutnya untuk dapat menjadikan Islam moderat sebagai pedoman, cara berpikir dan bertindak.
Ma'ruf berharap MUI dapat terus melakukan perbaikan secara terus menerus sehingga bisa menjalankan perannya terutama fungsi sebagai mitra pemerintah dan pelayan umat.
MUI, kata dia, memiliki struktur kepengurusan dari tingkat pusat sampai daerah. Ke depan MUI harus didorong menerapkan digitalisasi dalam tata kelola perkantoran di MUI dan semua perangkatnya.
MUI, lanjut dia, tidak boleh terlambat mengantisipasi teknologi digital dan harus siap menyongsong tren tersebut.
MUI memiliki tugas bagi umat seperti terkait keuangan syariah, jaminan produk halal, penanggulangan bencana dan lainnya sehingga digitalisasi menjadi hal penting.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Ormas Islam tak sesuai prinsip MUI, silakan keluar
Baca juga: Munas MUI X digelar secara luring dan daring