Chicago (ANTARA) - Emas berjangka anjlok hampir 25 dolar AS per ounce pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), tertekan data pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan, dengan daya tarik logam semakin terbebani oleh dolar yang lebih kuat dan keraguan atas paket stimulus AS sebelum pemilihan presiden.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun tajam 24,9 dolar AS atau 1,29 persen menjadi ditutup pada 1.904,60 dolar AS per ounce.
Pada Rabu (21/10/2020), emas berjangka bertambah 14,1 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1.929,50 dolar AS, setelah naik 3,7 dolar AS atau 0,19 persen menjadi 1.915,40 dolar AS pada Selasa (20/10/2020), dan menguat 5,3 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.911,70 dolar AS pada Senin (19/10/2020).
"Jumlah klaim pengangguran, yang jauh lebih baik dari yang diperkirakan, menekan emas," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, menambahkan bahwa "jenis angka yang lebih baik menghilangkan beberapa urgensi untuk menyelesaikan kesepakatan stimulus sekarang.”
Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (22/10/2020) menunjukkan klaim pengangguran awal AS turun 55.000 menjadi 787.000 dalam pekan yang berakhir 17 Oktober, lebih baik dari yang diharapkan.
Sebuah survei Reuters memperkirakan 860.000 klaim dalam seminggu terakhir.
Sementara itu, dolar bangkit kembali dari level terendah tujuh minggu terhadap mata uang saingan utamanya, membuat emas lebih mahal bagi mereka yang memegang mata uang lain, setelah Presiden Donald Trump menuduh Demokrat tidak mau mencapai kesepakatan tentang rancangan undang-undang bantuan baru virus corona.
Secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, emas masih melonjak 25 persen tahun ini karena bank-bank sentral dan pemerintah-pemerintah secara global mengeluarkan langkah-langkah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk meredam pukulan ekonomi dari pandemi virus corona yang memburuk.
Fokus sekarang bergeser ke debat presiden AS terakhir antara Trump dan saingan Demokrat Joe Biden pada Kamis malam waktu setempat menjelang pemilihan 3 November.
Harga emas cenderung diperdagangkan ke samping "sampai kita tahu siapa presiden berikutnya," tetapi bisa menembus di atas level 1.950 dolar AS pasca pemilihan, kata Robin Bhar, seorang analis independen.
Bank Wall Street Goldman Sachs, sementara itu, memperkirakan emas pada 2.300 dolar AS per ounce dalam jangka waktu 12 bulan dan mengatakan komoditas kemungkinan menuju pasar bullish tahun depan.
Logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 53,2 sen atau 2,11 persen menjadi ditutup pada 24,709 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 9,9 dolar AS atau 1,11 persen menjadi menetap di 884 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas berjangka melonjak 14 dolar saat optimisme bantuan COVID-19 di AS meningkat
Baca juga: Harga emas menguat didorong pelemahan dolar dan spekulasi stimulus AS
Baca juga: Harga emas "rebound" terangkat penurunan dolar dan harapan paket bantuan AS