Tasikmalaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, memberlakukan isolasi terhadap pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 di lingkungan pondok pesantren untuk memutus rantai penularan virus tersebut yang saat ini kasusnya bertambah hingga mencapai 80 orang.
"Mereka saat ini masih isolasi mandiri karena belum dijemput, kita masih verifikasi ruangan yang tersedia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kepada wartawan di Tasikmalaya, Kamis.
Ia menuturkan, kasus penyebaran wabah COVID-19 di Kota Tasikmalaya masih terjadi, bahkan beberapa hari lalu ditemukan orang terkonfirmasi positif COVID-19 di lingkungan pondok pesantren.
Selanjutnya, kata dia, tim medis menelusuri dan memeriksa sejumlah orang di lingkungan pesantren itu hingga akhirnya ditemukan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 80 orang.
"Klaster pesantren adalah terbesar yang ada di Kota Tasikmalaya," kata Uus.
Ia menyampaikan, orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 menjalani isolasi mandiri dan mendapatkan penanganan medis di ruangan khusus yang disediakan pondok pesantren.
Adanya kasus di lingkungan pesantren itu, kata dia, maka pihaknya memberlakukan isolasi atau larangan orang untuk masuk ke kawasan itu agar tidak terjadi penularan wabah COVID-19.
"Kita rekomendasi untuk tidak mengunjungi pesantren, pesantren juga harus disiplin karantina," katanya.
Laporan tim gugus tugas tercatat kasus positif COVID-19 di Kota Tasikmalaya sudah mencapai 153 kasus, jumlah kasus terbanyak dari lingkungan pesantren.
Baca juga: Kemenag Kabupaten Garut imbau pesantren tolak bantuan jika ada pungutan
Baca juga: Kemenag sepakati Bantuan Operasional Pesantren terus berlanjut