Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat gencar melakukan kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) guna mencegah terjadinya gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi atau dikenal dengan istilah stunting, khususnya di masa pandemi COVID-19.
"Dalam menunjang tumbuh kembang anak dibutuhkan asupan protein dan vitamin yang cukup. Konsumsi ikan merupakan pilihan tepat karena mengandung nutrisi yang baik untuk otak serta menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak," kata Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja di Cikarang, Selasa.
Ia mengatakan kampanye Gemarikan merupakan upaya pemerintah daerah dalam mengatasi stunting melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada anak serta orang tua agar membiasakan makan ikan setiap hari.
Bupati mengaku telah menginstruksikan Dinas Kelautan dan Perikanan bekerja lebih masif lagi pada 2020 ini untuk mengampanyekan Gemarikan, terlebih di masa pandemi COVID-19 berdampak terhadap kehidupan masyarakat, terutama dari sisi daya belinya.
"Kita berharap pandemi COVID-19 tidak sampai berdampak ke peningkatan angka stunting akibat roda perekonomian yang belum stabil," kata Eka Supria Atmaja.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bekasi Agus Trihono mengatakan kampanye Gemarikan di masa pandemi COVID-19 tetap dijalankan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
"Kita terus galakkan kampanye Gemarikan dengan cara bergerak ke sekolah-sekolah dalam rangka edukasi pentingnya konsumsi ikan untuk pencegahan stunting," katanya.
Pihaknya juga menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Dinas Kesehatan dalam mengedukasi masyarakat untuk gemar mengonsumsi ikan agar terhindar dari stunting.
"Selain ke sekolah-sekolah kita juga mengedukasi masyarakat di pusat-pusat layanan kesehatan seperti posyandu dan puskesmas, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan," katanya.
Menurut dia kampanye gemar makan ikan menjadi solusi tepat dalam menekan angka stunting terlebih ikan dapat diolah menjadi beragam jenis makanan yang disukai anak.
"Bisa diolah jadi 'nugget', sosis, biskuit, dan makanan lain sehingga anak tidak jenuh. Maka dari itu peran orang tua sangat diharapkan dalam memberikan asupan nutrisi ikan bagi anak-anaknya," kata Agus Trihono.
Kepala Sub Direktorat Pemetaan dan Akses Pasar Dalam Negeri KKP Harun AS mengatakan angka konsumsi ikan terus meningkat selama lima tahun terakhir. Dari 38,14 kilogram per kapita pada 2014 menjadi 50,69 kilogram per kapita tahun 2018 serta 54,49 kilogram per kapita di tahun 2019.
"Kita targetkan di 2020 itu agak sedikit tinggi yaitu 56,39 tapi saya yakin kita mampu mencapainya. Potensi kita luar biasa dan butuh komitmen dari kita semua untuk turun tangan memberantas stunting," katanya.
Dia menyebut potensi sumber daya ikan Indonesia mencapai 12,54 juta ton per tahun meski stok ikan yang boleh ditangkap dan diolah sebesar 80 persen dari total potensi atau sekitar 10 juta ton per tahun.
"Nah, potensi ikan tangkap yang sudah kita manfaatkan saat ini baru 8 juta ton per tahun. Pemanfaatan ikan tangkap ini kita harapkan bisa ditingkatkan sampai angka 10 juta ton per tahun," demikian Harun AS.
Baca juga: Presiden Jokowi minta bansos COVID sinergi dengan penanggulangan "stunting"
Baca juga: Anak stunting berisiko alami gangguan jantung saat dewasa
Baca juga: Ridwan Kamil: Beras bervitamin bisa cegah stunting
Pemkab Bekasi kampanye Gemarikan cegah kekerdilan saat pandemi
Selasa, 11 Agustus 2020 13:07 WIB