Cileungsi, Bogor (ANTARA) - Tenaga medis yang diterjunkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor, Jawa Barat, disambut dengan pengalungan bunga sesampainya di Pasar Cileungsi, Selasa (16/6), berbeda dengan beberapa waktu sebelumnya sempat diusir oleh para pedagang.
Pengalungan bunga itu secara simbolis dilakukan oleh Direktur Perusahaan Daerah (PD) Pasar Tohaga, Haris Setiawan kepada perwakilan tenaga medis ketika sampai di Pasar Cileungsi, sebelum menggelar rapid test (tes cepat) dan swab test (tes usap tenggorokan) secara massal.
"Ini bentuk dedikasi kami, bahwa rangkaian tes ini tidak seseram yang dibayangkan kebanyakan orang. Bentuk deteksi dini serta proteksi diri terhadap orang-orang sekitar dan orang terkasih juga," ujarnya usai menjalani swab test di Pasar Cileungsi Kabupaten Bogor.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Bogor dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan lebih dari 1.000 alat rapid dan swab test saat pemeriksaan massal di pasar yang menjadi salah satu penularan virus corona (COVID-19) itu.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pasar Cileungsi, Ahmad Sunjaya (54) di tempat yang sama menyebutkan bahwa peristiwa penolakan tenaga medis oleh pedagang yang videonya sempat viral itu disebabkan adanya kesalahpahaman.
"Sebetulnya kemarin itu kita bukannya menolak. Hanya kurang komunikasi saja. Tidak ada komunikasi. Menurut teman-teman pedagang waktu sedang berjualan tiba-tiba dateng (tenaga medis) ngerasa kaget. Kami juga mohon maaf, bukan masalah itu, karena masalah komunikasi," tuturnya.
Sebelumnya, pedagang Pasar Cileungsi bereaksi atas kekecewaannya kepada tim gugus tugas dengan cara menolak pelaksanaan tes cepat atau rapid test massal. Para pedagang mengusir rombongan tenaga medis yang hendak menggelar rapid test di Pasar Cileungsi pada Rabu (10/6) pagi.
Menurutnya, pedagang beranggapan sepinya Pasar Cileungsi karena ada pembatasan pengunjung oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor. Pembatasan pengunjung itu menimbulkan kecemburuan pedagang Pasar Cileungsi kepada pedagang kaki lima (PKL) di luar pasar yang operasionalnya tidak mendapat pembatasan dari gugus tugas.
Baca juga: Tes cepat di Pasar Cileungsi ditolak pedagang, ini alasannya
Baca juga: Pasar Cileungsi Bogor tetap buka meski jadi klaster COVID-19