Jakarta (ANTARA) - Hasil survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) kepada 41.393 mitra pengemudi Gojek menyebutkan, mayoritas atau sekitar 84 persen mengapresiasi dukungan perusahaan penyedia aplikasi berupa bantuan sosial.
"Hasil riset ini sangat menarik, mengingat pekerja dan ekosistem perusahaan itu sangat terdampak oleh pandemi dan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)," kata Wakil Kepala LD FEB UI, Dr. Paksi Walandouw, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Pada survei berjudul “Pengalaman Mitra Driver Gojek Selama Pandemi COVID-19” ini bertujuan menganalisis dampak tekanan ekonomi akibat pandemi terhadap pekerja informal ini juga ditemukan data bahwa perusahaan, mitra pengemudi maupun konsumen yang ada dalam satu ekosistem saling membantu saat kondisi pandemi COVID-19.
Baca juga: Gubernur Jabar lepas ojek online dan Pos pengantar sembako di Sumedang
Survei menemukan mayoritas mitra mendapatkan bantuan sosial dari pihak perusahaan Gojek sebesar 89 persen, pengemudi juga mendapatkan bantuan sosial dari konsumen (21 persen) dan dari sesama mitra (lima persen). Mitra pengemudi juga mendapat bantuan pemerintah bagi masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.
Dengan demikian, kata Paksi, riset ini menunjukkan di tengah kesusahan yang sedang melanda akibat pandemi, bagian dari ekosistem perusahaan itu masih bergotong royong membantu. Bantuan sosial yang mengalir dari Gojek kepada mitra, dari konsumen ke mitra, bahkan antar mitra sangat dirasakan manfaatnya.
"Semangat saling membantu inilah yang kami lihat sebagai adanya sikap resiliensi, bahu-membahu membantu, sekaligus optimisme bahwa bencana bisa dilewati bersama," ujar Paksi.
Menurut Paksi, riset juga menunjukkan bahwa bantuan sosial yang mitra pengemudi terima berhubungan dengan mau atau tidaknya bertahan di Gojek dengan indikasi semakin mitra merasa diapresiasi, semakin lama pengemudi berencana untuk tetap menjadi mitra.
Baca juga: Pertamina berikan diskon 50 persen untuk ojek daring
Secara keseluruhan hampir semua mitra (89 persen) tetap berencana untuk melanjutkan kemitraannya dan sebagian besar mitra (73 persen) cenderung optimis bahwa penghasilan pengemudi akan kembali seperti sebelum terjadinya pandemi COVID-19.
“Optimisme mitra ini menarik karena menunjukkan adanya kepercayaan mitra pengemudi pada ekosistem ekonomi digital sebagai tempat mencari nafkah, serta resiliensi bisnis ini yang saat ini mampu bertahan di masa krisis,” tutur Paksi.
Dihubungi terpisah, Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menyebut sejak awal masa pandemi, pihaknya terus berupaya semaksimal untuk membantu mitra melewati masa sulit ini.
“Salah satu fokus utama kami adalah untuk meringankan beban pengeluaran dan memastikan keamanan dan kesehatan mitra yang menjadi andalan masyarakat. Kami mendesain program bantuan ini dengan seksama agar bisa dilakukan dengan skala luas, menjangkau sebanyak mungkin mitra sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal,” tutur Nila.
Baca juga: Sebuah warteg di Bandung bagikan makanan gratis untuk ojek daring
Nila bersyukur mayoritas mitra mengapresiasi bantuan sosial dari perusahaan dianggap bermanfaat bagi mitra serta keluarga.
Riset tersebut menggunakan survei daring dengan metode "simple random sampling" kepada mitra pengemudi roda dua (GoRide) dan roda empat (GoCar) yang sudah bergabung selama minimal tiga bulan terakhir. Survei disebar ke seluruh mitra yang memenuhi syarat selama periode pertengahan Mei 2020. Total responden yang dianalisis adalah 41.393 dengan tingkat kesalahan (Margin of Error) kurang dari satu persen dan proporsi terbesar di Jawa-Bali mencapai 60 persen.
Baca juga: Polisi lalu lintas berjaket ojek "online" tidak menyangka aksinya viral