Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengingatkan pengelola pusat perbelanjaan dan pertokoan untuk menerapkan physical distancing pada pembeli serta menyediakan tempat cuci tangan disertai sabun dan cairan pembersih tangan guna menghindari terpapar virus berbahaya.
Pada hari pertama perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) parsial di Cianjur, banyak warga tidak mematuhi larangan tidak keluar rumah dan berkerumun, seperti yang terlihat di pertokoan yang menjual kebutuhan Lebaran dan pusat perbelanjaan di Kota Cianjur.
"Kami jauh hari sudah mengimbau warga untuk mematuhi larangan tidak keluar rumah dan menjaga jarak jika terpaksa beraktivitas di luar rumah. Bahkan kami juga sudah meminta pertokoan dan pusat perbelanjaan melengkapi fasilitas cuci tangan, sabun dan cairan pencuci tangan," kata Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman pada wartawan, Rabu.
Baca juga: Pedagang Cianjur turunkan harga ayam karena sepi pembeli
Ia menjelaskan, untuk mengurangi kerumunan warga terutama yang hendak berbelanja kebutuhan lebaran, Satgas COVID-19 telah menutup sejumlah jalur utama di perkotaan dan membatasi jam tayang pertokoan dan pusat perbelanjaan hanya 4 jam. Namun upaya tersebut tidak diindahkan warga karena kerumunan warga masih tinggi.
Bahkan ungkap dia, petugas gabungan terus mengimbau warga yang berbelanja untuk mematuhi prosedur jaga jarak guna memutus rantai penyebaran COVID-19. Namun hal tersebut tidak diacuhkan karena di setiap toko dan pusat perbelanjaan warga masih terlihat berdesak-desakan untuk mendapat barang yang mereka inginkan.
"Kami akan berkoordinasi dengan Forkopimda Cianjur untuk menerapkan sanksi jika warga tidak juga mematuhi larangan demi kesehatan bersama. Secepatnya sanksi tegas bagi warga yang melanggar akan diterapkan," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur lakukan tes cepat 3.500 orang
Sementara itu pantauan Antara, hingga malam menjelang lautan orang masih terlihat di sejumlah titik di tengah Kota Cianjur, warga yang tidak menggunakan masker dengan tenang membawa anak balitanya untuk memilih pakaian yang akan digunakan saat lebaran nanti. Sebagian besar tidak mengindahkan jaga jarak saat berbelanja.
"Ini momen setahun sekali, tahu kalau corona menular dan mematikan. Tapi anak-anak minta baju lebaran, sehingga kami terpaksa keluar rumah untuk belanja kebutuhan lebaran," kata Wawan, warga Kecamatan Warungkondang, saat ditemui di depan toko pakaian di Jalan Mangunsarkoro, Cianjur.
Baca juga: DPRD Cianjur minta PSBB tidak diperpanjang, ini alasannya