Cianjur (ANTARA) - Penjual kulit beduk musiman di Cianjur, Jawa Barat, masih dapat meraup keuntungan di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) parsial yang diterapkan pemerintah, meskipun dibandingkan puasa tahun lalu keuntungan yang didapat lebih tinggi.
"Tahun lalu setiap hari ada saja kulit atau sudah jadi beduk yang bisa saja jual. Puasa tahun ini meskipun banyak batasan, kami masih bisa berjualan meskipun dalam sehari hanya satu bedug kecil dan beberapa kulit yang terjual," kata Asep pedagang kulit beduk di Jalan Dr Muwardi, Cianjur, pada wartawan Jumat.
Asep mendapatkan kulit beduk dari bandar kulit yang hanya menjual dua jenis kulit sapi dan kulit kerbau. Harga kulit bedug siap pakai dipatok Rp300 ribu untuk jenis kulit sapi dan Rp400 ribu untuk jenis kulit kerbau. Tidak hanya kulit, Asep juga menjual kulit beduk yang sudah dipasangkan ke drum dengan harga bervariasi mulai dari Rp700 ribu sampai Rp1 juta rupiah tergantung kulit dan besaran drum yang diminta.
Baca juga: Satgas Cianjur catat penurunan mobilitas selama PSBB parsial
Berbeda dengan tahun sebelumnya, tutur dia, pendapatan tahun ini menurun drastis meskipun setiap hari ada satu atau dua kulit yang terjual."Kalau dibilang dampak Corona tidak juga, mungkin warga lebih membutuhkan bantuan sembako untuk warga ketimbang ganti kulit bedug," katanya.
Ia menambahkan, sebagian besar pembeli kulit bedug saat ini untuk kepentingan pribadi karena ukuran yang mereka beli kecil dan digunakan untuk anak atau lingkungan rumah. Sedangkan untuk tempat ibadah seperti mushola dan masjid, biasanya pemesan langsung minta dipasang di lokasi.
Baca juga: Insentif belum cair sejumlah tim medis di RS Cianjur gadaikan barang
"Kalau dulu kami kerjakan di rumah baru diantar ke tempat pemesan, kalau sekarang ada pesanan ganti kulit, saya langsung pasang ditempat dan berjualan di sini dijaga anak atau istri agar tetap ada pemasukan," kata bapak dua anak yang akan buka sampai satu pekan menjelang lebaran.
Yogi pembeli kulit bedug mengatakan sengaja membeli yang sudah jadi dengan drum ukuran kecil untuk memenuhi pesanan anaknya yang setiap sahur ikut membangunkan warga di perumahan tempat tinggalnya.
"Pesanan anak karena di komplek beduknya besar sulit untuk dibawa anak-anak karena ada rejeki saya belikan buat anak biar dia tambah semangad membangunkan sahur warga, bersama teman-temanya," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur akan menerapkan sanksi tegas bagi pelanggar PSBB