Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memastikan pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang merupakan syarat mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tetap diselenggarakan.
"Untuk SBMPTN mau tidak mau kita harus melakukannya, karena anak-anak SMA harus masuk ke perguruan tinggi," ujar Nadiem dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Meski demikian pelaksanaan UTBK ditunda sementara sehingga bisa menemukan metode yang sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19.
Sebelumnya, LTMPT menunda pendaftaran UTBK yang sedianya dimulai pada 30 Maret 2020 dan pelaksanaan UTBK yang sedianya dimulai pada 20 April 2020 sampai diumumkan lebih lanjut.
Penundaan itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19) yang saat ini telah menjadi pandemi global.
"Kemungkinan besar akan ditunda atau menemukan metode pergantian dan mengikuti protokol kesehatan," tambah dia.
Pelaksanaan UTBK berbeda dengan Ujian Nasional (UN) untuk jenjang SMA dan SMP yang ditiadakan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Tapi yang pasti itu tidak bisa ditiadakan, mau tidak mau harus dilaksanakan," cetus Nadiem.
Terdapat tiga metode seleksi masuk perguruan tinggi negeri, yakni SBMPTN, SNMPTN, dan jalur mandiri. SBMPTN merupakan seleksi bersama masuk PTN berdasarkan nilai UTBK. Sedangkan SNMPTN berdasarkan prestasi akademik maupun portofolio. Untuk jalur mandiri, diselenggarakan masing-masing kampus setelah pelaksanaan SBMPTN dan SNMPTN.
Baca juga: Pemerintah putuskan pembatalan pelaksanaan UN 2020
Baca juga: Mendikbud dukung kebijakan pemda liburkan sekolah antisipasi corona