Bandung (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat akan mengoptimalkan pasokan bawang putih lokal seperti dari Kabupaten Garut, Indramayu, dan Tasikmalaya pascapembatasan impor bawang putih akibat merebaknya virus corona di China.
"Kami akan mencari pasokan bawang putih dari sentra produksi lokal terkait pembatasan impor bawang putih akibat virus corona di China," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Provinsi Jabar Eem Sujaemah ketika dihubungi melalui telepon di Bandung, Minggu.
Eem mengatakan harga bawang putih di Provinsi Jabar saat ini naik akibat kebijakan pembatasan impor dari China.
"Kalau berdasarkan pantauan kami di Jawa Barat sampai pekan ini harga bawang putih tertinggi sudah mencapai Rp43 ribu per kg. Dari Desember sampai awal Januari itu masih di Rp32 ribu per kg," katanya.
Dia mengatakan untuk memenuhi kebutuhan lokal, pasokan dari sejumlah sentra bawang putih di Provinsi Jabar diupayakan tetap mengalir ke pasar.
Walaupun 90 persen pasokan bawang putih berasal dari China, tiga daerah penghasil bawang putih lokal diharapkan bisa mengisi kebutuhan lokal sementara.
Menurut dia, meskipun merupakan bahan pokok penting, kenaikan harga bawang putih menurutnya tidak akan terlalu berpengaruh pada kebutuhan rumah tangga.
Akan tetapi pihaknya memastikan tetap mencari solusi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah karena Bulog tidak bisa menyediakan komoditas ini untuk stok pasar.
"Satu-satunya impor pangan dari China ke Jawa Barat cuma bawang putih," kata Eem.
Baca juga: DPRD Jabar: Disperindag perlu lakukan sidak terkait bawang putih
Baca juga: Bawang putih impor dijual Rp55.000/kg di Cianjur akibat stok minim
Baca juga: Harga bawang putih di Indramayu melonjak jadi Rp80.000 per kg
Disperindag Jawa Barat optimalkan pasokan bawang putih lokal
Minggu, 9 Februari 2020 21:09 WIB