Antarajabar.com - Perajin asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memilih bahan sintetis karena kenaikan harga dan kelangkaan bahan baku rotan yang terjadi akhir-akhir ini.

"Mudah didapatkan kalau sintetis, harganya juga tidak kalah dengan rotan, makanya sekarang kerajinan buatan kami lebih didominasi bahan sintetis ketimbang rotannya sendiri," kata seorang perajin tudung saji asal Kabupaten Cirebon, Sobari di Cirebon, Jumat.

Dia mengatakan dengan tidak stabilnya harga rotan membuat dirinya terpaksa menggunakan bahan sintetis untuk pembuatan tudung saji.

Sobari mengatakan penggunaan bahan sintetis untuk kerajinannya dikarenakan harga terus melambung tinggi, selain itu bahan baku rotan sangat susah dicari.

Kenaikan harga bahan baku rotan berkisar Rp 2.000 sampai 5.000 per kilogramnya, ini tentu membuat biaya bengkak, namun harga kerajinan tidak naik, masih seperti biasa.

"Saya menjual tudung saji dengan harga Rp25.000, meski bahan baku naik, tapi saya belum bisa menentukan untuk naik atau tidaknya produk kerajinannya," ujarnya.

Sementara itu perajin lain, Hendi menyesalkan adanya kenaikan harga bahan baku, untuk itu dia mengantisipasinya dengan mencari bahan baku sisaan pabrik-pabrik besar.

"Kalau saya nyari bahan bakunya dari sisaan pabrik, tapi tetap melihat kualitasnya, karena sekarang harganya naik," katanya.

Hendi menambahkan kenaikan harga ini biasanya terjadi karena kelangkaan bahan baku rotan, seperti Kalimantan, Sumatera, maupun Sulawesi, sehingga, berimbas pada tidak stabilnya harga.

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017