Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menyebutkan, meski pada Pemilu 2019 PAN dan Demokrat mendukung pasangan calon nomor urut 02, Prabowo-Sandi, namun saat ini suasana hati PAN dan Demokrat berada di pasangan calon presiden dan wapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf.
"Memang tidak secara terang-terangan kedua parpol itu mendukung Jokowi-Ma'ruf usai pilpres, namun dalam komunikasi politik yang telah dibangun kedua parpol menunjukkan mendukung 01," kata Adi, di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah empat kali bertemu dengan Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Begitu juga Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan sudah dua kali berkomunikasi dengan Presiden Jokowi.
"Dalam pelaksanaan pilpres, parpol tidak ada ikatan khusus berkoalisi seumur hidup. Usai pilpres parpol bisa membangun komunikasi politik dengan siapapun, termasuk PAN dan Demokrat yang berkomunikasi dengan 01. Jadi, keluar dari koalisi tidak perlu ada deklarasi," kata Adi.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini meyakini Demokrat akan keluar dari koalisi Prabowo-Sandi mengingat beberapa hari ini hubungan antara Gerindra dan Demokrat semakin memanas.
Baca juga: Usai Pilpres, PAN kembali tentukan arah partai, kata Bima Arya
Baca juga: Ketum PAN Zulkifli Hasan tetap sanjung Bima Arya
Bahkan, politikus Demokrat yang sering berada di Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahean sudah jelas-jelas tidak lagi mendukung Prabowo-Sandi.
Kabar Demokrat merapat ke koalisi Jokowi semakin santer. Pemicunya, kedekatan Demokrat dengan partai pendukung pemerintah yang semakin terlihat jelas ketika anak sulung Presiden ke-6 RI SBY, AHY, rajin menemui Jokowi. AHY berkunjung ke rumah Megawati saat lebaran.
Namun, beda halnya dengan Gerindra dan PKS yang tetap solid berada di oposisi bila gugatannya kalah di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kalau gugatan Prabowo-Sandi kalah di MK, PAN dan Demokrat akan menawarkan diri siap berada di pemerintahan manakala dibutuhkan. Namun, beda halnya dengan Gerindra dan PKS yang tetap berada di oposisi. Gerindra dan PKS jelas tidak ingin Jokowi kembali menjadi presiden," ucap Adi Prayitno.
Baca juga: PAN: Demokrat sudah tidak sejalan dalam koalisi Prabowo-Sandi
Baca juga: PAN akui hasil Pilpres 2019 namun keberatan atas pileg di lima daerah
Suasana hati PAN dan Demokrat di Jokowi-Ma'ruf, kata pengamat
Minggu, 9 Juni 2019 9:35 WIB