Jakarta (ANTARA) - Sejumlah lembaga dan organisasi massa (ormas) menyerukan Gerakan Ayo Nyoblos Ayo Pantau Pemilu 2019 sebagai wujud partisipasi aktif masyarakat dalam membantu mewujudkan pemilu damai dan berkualitas.
"Gerakan Ayo Nyoblos Ayo Pantau ingin membangun komitmen seluruh warga negara Indonesia untuk mewujudkan Pemilu 2019 menjadi pesta demokrasi yang damai dan berkualitas," kata Benyamin Lumy, salah satu inisiator Gerakan Ayo Nyoblos Ayo Pantau di Media Center Bawaslu Jakarta, Selasa.
Tercatat 15 hari menjelang Pemilu 2019, sejumlah lembaga dan komunitas masyarakat sipil mengajak seluruh warga negara Indonesia (WNI) untuk menyambut pesta demokrasi, 17 April 2019, dengan antusias dan penuh kegembiraan.
Menurut Benyamin, pemilu sebagai pesta demokrasi seharusnya tidak membuat masyarakat khawatir dan takut untuk menyalurkan hak pilihnya.
Ia juga berharap, pemilu tidak menimbulkan permusuhan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Oleh karena itu, bersama sejumlah lembaga dan ormas diinisiasi Gerakan Ayo Nyoblos Ayo Pantau sebagau gerakan masyarakat sipil yang mengajak dan mendorong masyarakat tidak ragu menggunakan hak pilihnya, memantau proses pemilu, dan melaporkan hasil penghitungan pemilihan presiden.
Gerakan itu, kata dia, terbuka bagi seluruh elemen masyarakat yang mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menginginkan proses demokrasi di Indonesia semakin baik. Puluhan lembaga dan komunitas sudah bergabung dalam gerakan itu dan masih ada beberapa yang akan bergabung.
Beberapa yang bergabung dan hadir pada kesempatan itu, yakni komunitas Beneran Indonesia, Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi), Fornas Perempuan Bhineka Tunggal Ika, Gema Mathlaul Anwar, Generasi Muda Kosgoro, GAMKI, GITA, GKI, GMKI, Gerakan Pemuda Ansor, ICRP, Jaringan Solidaritas NKRI, dan Komisi Kerasulan Awam KWI.
Selain itu Komite Pemilih Indonesia (Tepi), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), NCBI, Para Syndicate, Pena HAM, Perhimpunan Indonesia Tionghoa, PMKRI, PGI, dan PP Pemuda Muhammadiyah.
"Seruan Ayo Nyoblos Ayo Pantau harus terus digaungkan agar masyarakat antusias menyambut pesta demokrasi lima tahunan ini serta tidak ragu dan tidak takut untuk datang ke TPS, memberikan suaranya kepada pemimpin dan wakil rakyat yang bisa dan akan memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia," ujar Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampouw.
Koordinator Gerakan Ayo Nyoblos Ayo Pantau Johny Nelson Simanjuntak juga ingin mengajak seluruh lembaga dan komunitas yang peduli pada masa depan NKRI untuk memperkuat seruan dan gerakan Ayo Nyoblos Ayo Pantau itu.
“Bersama-sama kita menyiapkan masyarakat untuk menyambut pemilu, mengawal pemilu, dan menyukseskan pemilu," katanya.
Ketua Umum Gema MA Ahmad Nawawi mengatakan pemilu bukan sekadar memenangkan calon-calon pemimpin atau anggota legislatif.
“Tapi juga pertarungan melawan hoaks dan melawan ujaran kebencian menuju terwujudnya demokrasi yang lebih sehat. Ayo jangan golput, datang ke TPS, salurkan hak pilih, dan kita pantau, kawal hasilnya,” katanya.
Gerakan Ayo Nyoblos bertujuan membantu masyarakat mempersiapkan diri menyambut Pemilu 2019 sehingga siap menggunakan hak pilihnya serta menjadi pemilih yang cerdas, cermat, menggunakan hati nurani.
Beberapa kegiatan yang dilakukan, meliputi pengecekan DPT (Daftar Pemilih Tetap) secara daring, pemilu di luar negeri, pengurusan Form A5 Pindah TPS, pengecekan dapil (daerah pemilihan) dan caleg (calon anggota legislatif), cara nyoblos yang sah pada surat suara, cara melapor indikasi tindakan kecurangan, hingga cara memantau pelaksanaan pemilihan pada 17 April 2019.
Gerakan itu dilanjutkan dengan Gerakan Ayo Pantau yang mengajak dan memfasilitasi warga untuk berpartisipasi aktif dalam pemantauan Pemilu 2019, khususnya hasil penghitungan pilpres di TPS dengan metode real count (minimal 80 persen dari total jumlah TPS).
Khusus pemantauan hasil penghitungan surat suara capres-cawapres, Gerakan Ayo Pantau menghadirkan Program Kawal Pilpres, yang bertujuan mengawal hasil penghitungan suara khusus pilpres di TPS pada 17 April 2019.
Baca juga: Ketua Majelis Pertimbangan PAN: Saya dukung Jokowi melalui proses spiritual
Baca juga: AHY: wajar jika ada kader beda pilihan pemimpin nasional
"Gerakan Ayo Nyoblos Ayo Pantau" wujudkan pemilu berkualitas
Rabu, 3 April 2019 9:32 WIB