Jakarta (ANTARA) - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Calon Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno melaporkan penerimaan dana kampanye per September 2018 hingga Maret 2019 mencapai Rp191,5 miliar.
Dari total angka tersebut, Wakil Bendahara BPN Prabowo-Sandiaga, Satrio Dimas di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Jumat (29/3) mengungkapkan pendapatan terbesar berasal dari Cawapres Sandiaga Uno, dengan total sumbangan sebesar Rp116 miliar atau 61 persen dari angka keseluruhan dana kampanye.
Sedangkan Prabowo memberi sumbangan Rp71,4 miliar atau 34 persen dari total keseluruhan. Sementara Partai Gerindra telah menyumbang sebesar Rp1,3 miliar.
"Sumbangan terbesar dari Pak Sandi Rp116 miliar atau 61 persen dan Pak Prabowo Rp71,4 miliar atau 34 persen. Dari Partai Gerindra sebesar Rp1,3 miliar, termasuk pendapatan bunga bank saldo rekening berjalan," katanya.
Dimas mengatakan dana itu juga berasal dari sumbangan perorangan dan kelompok. Sebesar Rp598 juta berasal dari dana perorangan dan sumbangan kelompok sebesar Rp701 juta.
"Total penerimaan dana kampanye hingga saat ini mencapai Rp191,5 miliar. Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi, baik perorangan maupun kelompok selama hampir tujuh bulan," katanya.
Dia juga menyebut telah terjadi tren kenaikan sumbangan sekitar Rp1,3 miliar selama tiga bulan terakhir atau sejak awal Januari 2019.
Dimas juga mengungkapkan, terkait pengeluaran yang mereka lakukan dari dana yang telah dikumpulkan itu. Sebesar Rp149,6 miliar telah mereka gunakan untuk keperluan kampanye.
Dana tersebut digunakan untuk beberapa pos, misalnya pembelian peralatan Rp173,3 miliar, bahan kampanye terbuka seperti kaos, stiker, brosur, dan pamflet sebesar Rp49,3 miliar, tatap muka Rp31,6 miliar, dan operasional Rp15,5 miliar.
Lebih lanjut, BPN juga menggunakan dana yang dihimpun untuk keperluan kegiatan lain-lain, misalnya sosial kemasyarakatakan Rp11,9 miliar, teritori dan jaringan Rp18,1 miliar, media center sebesar Rp5 miliar, operasional posko Rp3,5 miliar, dan sekretariat Rp280 juta.
Sementara itu, Sandiaga mengatakan terkait dirinya yang telah menjadi penyumbang terbesar untuk keperluan kampanye ini, dia mengaku belum melakukan penghitungan pasti terkait berapa besar harta kekayaan yang dimiliki telah berkurang untuk kampanye ini.
Semua akan dia ketahui setelah melakukan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) pada akhir masa kampanye bersama Prabowo nanti.
Belum tahu. Nanti diakhir mau lapor LHKPN, meski nggak wajib tapi kami akan lakukan, kata Sandiaga.
Baca juga: Ribuan pendukung Prabowo ikuti kampanye terbuka di Karawang
Baca juga: Sandiaga optimistis kejar defisit pemilih walau kalah dalam survei