Garut (Antaranews Jabar) - Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan, bencana banjir bandang yang melanda pemukiman penduduk Desa Barusuda, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat, diduga akibat adanya kerusakan hutan yang dikelola Perhutani.
"Ya disebabkan adanya hutan yang rusak," kata Bupati Garut kepada wartawan di Garut, Rabu.
Ia menuturkan, telah meninjau lokasi terdampak bencana banjir bandang di Desa Barusuda bersama jajaran Kepolisian Resor Garut, Sabtu (12/1) sehari setelah bencana banjir, Jumat (11/1).
Hasil peninjauan, kata dia, banjir tersebut disebabkan luapan Sungai Cibeureum yang mengalir di sekitar pemukiman rumah penduduk yang terdampak banjir.
"Kami bersama Pak Kapolres sudah ke sana, kami akan lakukan program konstruksi," kata Rudy.
Ia menyampaikan, pemerintah akan melakukan langkah memperbaiki saluran air, dan memperbaiki kondisi hutan di daerah tersebut.
Ia berharap, adanya peran Perhutani yang berwenang dalam menangani kawasan hutan tersebut untuk bersama-sama mengatasi masalah banjir.
"Ya nanti ke Perhutani untuk masalah hutannya," kata Rudy.
Sebelumnya, banjir bandang dan lumpur dari luapan Sungai Cibeureum melanda pemukiman penduduk di lima kampung, Desa Barusuda, Kecamatan Cigedug, Jumat (11/1).
Daerah yang terdampak banjir yakni Kampung Babakan Palah, Kampung Ciroyom, Kampung Barusuda, Kampung Pasir Tengah, dan Kampung Cikahuripan.
Dampak banjir tersebut sembilan rumah dan satu komplek yayasan terendam banjir, serta satu rumah di Kampung Babakan Palah bergeser sekitar lima meter.
Baca juga: Banjir lumpur melanda pemukiman di Cigedug
Baca juga: SMP di Talegong ambruk, Disdik ajukan anggaran
Banjir Cigedug diduga akibat kerusakan hutan Perhutani
Rabu, 16 Januari 2019 22:23 WIB