Bandung (Antaranews Jabar) - Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Jawa Barat, mencanangkan pendidikan tentang pemahaman bahaya radikalisme kepada siswa baru pada saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tingkat SMP maupun sederajat sebagai upaya pencegahan paham radikalisme ke kalangan pelajar.
"Seluruh sekolah harus menyampaikan tentang pencegahan paham radikalisme termasuk bela negara," kata Kepala Bidang SMP Disdik Kabupaten Garut, Totong, usai sosialisasi persiapan penerimaan siswa baru ajaran 2018/2019 di Garut, Jumat.
Ia menuturkan, program pencanangan pendidikan bahaya radikalisme itu akan bekerja sama dengan kepolisian, TNI, dan Kementerian Agama dalam penyampaian materinya kepada siswa.
Program itu, kata dia, sebagai upaya memperkenalkan secara dini tentang makna keagamaan, keanekaragaman bangsa dan pentingnya kebersamaan dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
"Bagaimana sejak dini diperkenalkan tentang makna keragaman seperti apa sesungguhnya tentang bahaya terorisme itu," katanya.
Ia berharap, pendidikan itu dapat menjadi benteng bagi siswa juga guru untuk mencegah masuknya paham radikalisme.
"Anak tak hanya diberikan pemahaman mengenai sekolah, tapi nanti ada pendidikan bela negara yang akan disampaikan oleh Kodim atau dari kepolisian," katanya.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Garut, Yusuf Satria Gautama, mengatakan keputusan Disdik Garut itu telah disepakati bersama dengan Kementerian Agama yang membawahi sekolah tingkat Madrasah Tsanawiyah.
Pendidikan yang akan disampaikan, kata dia, tidak hanya pengenalan sekolah baru tetapi ada penyampaian informasi tentang bahaya radikalisme, dan pendidikan untuk lebih mencintai tanah air.
"Jadi bagaimana siswa untuk cara cinta pada NKRI yang intinya mengenal Kebhinekaan," katanya.
Ia menambahkan, setuju dengan program pemahaman bahaya radikalisme dan pendidikan cinta tanah air dengan situasi bangsa saat ini.
Menurut dia, paham radikalisme dan terorisme di Indonesia telah meresahkan banyak pihak, dan tentunya khawatir menyerang kalangan peserta didik.
"Kita berharap adanya pendidikan ini menjadi tameng untuk dirinya sendiri," kata Yusuf.