Bandung (Antaranews Jabar) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Tasikmalaya mengajak ulama untuk menyampaikan kepada masyarakat guna menghindari perilaku konsumerisme atau berbelanja secara berlebihan saat Ramadan dan Lebaran karena khawatir akan menyebabkan inflasi.
"Salah satu momen inflasi saat Ramadan dan Lebaran, kalau bisa ajak alim ulama untuk bersama-sama edukasi masyarakat belanja jangan berlebih, hindari `panic buying`," kata Kepala BI Tasikmalaya Heru Saptaji saat menggelar sosialisasi penanganan inflasi kepada pemuka agama di Masjid Agung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis.
Ia menuturkan, BI Tasikmalaya terus berupaya mengatasi inflasi dengan berbagai kegiatan, termasuk kegiatan yang mengajak pemuka agama agar nanti dapat menyampaikan kembali kepada masyarakat untuk mencegah inflasi.
Upaya mencegah inflasi itu, kata dia, perlu melibatkan semua pihak, termasuk para ulama atau tokoh agama untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak berbelanja secara berlebihan.
"Belanja sesuai dengan kebutuhan saja," katanya.
Menurut dia, peran ulama dinilai ampuh untuk menyampaikan materi pencegahan inflasi melalui ceramahnya, atau dalam acara keagamaan sehingga masyarakat dapat memahaminya untuk tidak berperilaku konsumerisme.
"Ulama dapat menyambungkan pesan yang ingin kami sampaikan lewat tausyiah dan khutbahnya, karena ulama dipercaya masyarakat," katanya.
Menurut dia, berdasarkan catatan BI momentum Bulan Ramadan hingga Lebaran merupakan potensi meningkatnya inflasi sebanyak 0,05-0,06 persen, salah satu penyebabnya ialah makanan pokok.
Ia berharap, berbagai upaya yang dilakukan BI Tasikmalaya bersama semua elemen masyarakat dapat menekan inflasi atau lebih rendah dari inlasi nasional.
"Angka inflasi nasional kan 3,5 persen, di kami 3,2 persen rendah dari nasional dan harus tetap mampu tekan," katanya.