Bandung (Antaranews Jabar) - Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari meninjau langsung pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 1 Sumedang, Kabupaten Sumedang.
"Alhamdulillah beberapa waktu lalu saya meninjau langsung pelaksanaan UNBK di SMA Negeri 1 Sumedang dan pelaksanaan secara keseluruhan, alhamdulillah berlangsung lancar," kata Ineu Purwadewi Sundari, ketika dihubungi melalui telepon, Kamis.
Ia mengatakan pelaksanaan UNBK Tahun 2018 merupakan tahun kedua dan masih memerlukan perbaikan secara menyeluruh baik dalam persiapan maupun pelaksanaannya.
Menurut dia, perlu ada pantauan secara langsung dilapangan untuk meminimalisir berkaitan dengan isu yang merebak tentang isu kebocoran soal yang terjadi menjelang pelaksanaan UNBK dan hal itu tentu meresahkan semua pihak lantaran seolah-olah tidak ada pengawasan dari dewan.
"Jadi kami meninjau satu sampel saja sekolah bagaimana pelaksanaan unbk yang sedang berlangsung ini," ujar Ineu .
Bukan hanya di Kabupaten Sumedang saja, lanjut Ineu, kegiatan peninjauan pelaksanaan unbk ini pun dilakukan Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat di daerah Cianjur dan di beberapa daerah lainnya.
Selain itu, pantauan langsung tersebut juga untuk mengetahui sejauhmana kendala yang dihadapi dalam setiap pelaksanaan UNBK.
"Dengan begitu, kami dapat mengetahui persoalan yang dihadapi untuk dijadikan bahan evaluasi pada pelaksanaan unbk di tahun berikutnya," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Ahmad Hadadi menyebutkan, pelaksanaan UNBK tahun ini diikuti 1530 sekolah dengan jumlah peserta ujian sebanyak 213.013 peserta didik.
Menurut Hadadi secara umum pelaksanaan UNBK berlangsung dengan lancar dan upaya koordinasi dengan instansi PLN dan Telkom dilakukan untuk mengurangi risiko kendala dilapangan saat pelaksanaan UNBK.
"Sejauh ini tidak ada kendala yang berarti karena sebelumnya kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait," ujar Hadadi.
Ketika ditanyakan soal kebocoran soal, Hadadi menuturkan sudah dalam penelusuran dan penyelidikan terhadap penyebar isu tersebut karena hingga saat ini belum ada temuan atau fakta dilapangan tentang kebocoran soal.
"Proses penyelidikan dari kepolisian sedang berlangsung, jadi hingga saat ini belum ada fakta tentang kebocoran soal itu," ujar dia.