Cianjur (ANTARA) - Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggencarkan patroli di kawasan terlarang berjualan di zona merah di sepanjang Jalan Raya Cugenang-Cipanas tepatnya di bekas restoran Sate Sinta Cugenang guna menghindari hal tidak diinginkan.
Kepala Satpol PP dan Damkar Cianjur Djoko Purnomo di Cianjur Minggu, mengatakan sudah berkali-kali menertibkan pedagang yang masih berjualan di kawasan terlarang itu, bahkan pihaknya memasang spanduk larangan agar menjadi perhatian.
"Kami menggencarkan patroli setiap hari ke kawasan terlarang tersebut, sebagai upaya antisipasi hal tidak diinginkan karena saat terjadi bencana dapat mengancam keselamatan pedagang atau pembeli yang berhenti di zona merah dekat Sate Sinta," katanya.
Bahkan tutur dia, beberapa kali surat peringatan diberikan pada para pedagang yang sebagian besar berjualan menggunakan sepeda motor yang sebelumnya sempat membuka kios di depan tebing yang longsor menutup landasan jalan dan perkampungan saat gempa tahun 2022.
Tidak hanya melakukan patroli pihaknya juga meminta pengendara yang melintas terutama angkutan barang jenis truk tidak berhenti dan mencuci kendaraan di sepanjang jalur Sate Sinta karena rawan terjadi longsor.
"Petugas disiagakan dengan dua jadwal setiap hari guna melakukan penertiban dan mengimbau pengendara agar meningkatkan kehati-hati dan kewaspadaan saat melintas di jalur tersebut serta tidak berhenti apalagi mencuci kendaraan," katanya.
Pihaknya menegaskan akan menindak tegas pedagang yang masih membandel dan meminta pengendara berhenti di lokasi yang aman tidak di area terlarang guna menghindari hal yang tidak diinginkan meski di sepanjang lokasi sudah di pasang tembok penahan tanah.
Sementara sejumlah pedagang yang ditemui di lokasi zona merah Sate Sinta, mengatakan terpaksa berjualan karena melihat peluang dimana banyak kendaraan yang berhenti di sepanjang jalur tersebut, sehingga mereka berjualan kopi dan mie dengan sepeda motor.
Pedagang kopi keliling Farid (35) mengatakan terpaksa berjualan karena tidak memiliki pekerjaan lain, sebelum gempa melanda dia dan keluarganya sempat membuka kios tidak jauh dari tembok penahan tanah yang disebut tembok Cianjur Bangkit.
"Karana banyak pengendara yang berhenti saya melihat ada peluang untuk berjualan kopi, mie, rokok dan lain-lain, lumayan ada penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dapur, sering juga diperingatkan petugas tapi mau cari kerja susah," katanya.
