Cianjur (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membukukan realisasi investasi hingga bulan Oktober mencapai Rp1,6 triliun atau sekitar 87 persen dari target tahun 2025 sebesar Rp1,9 triliun.
Sekretaris DPMPTSP Kabupaten Cianjur Superi Faizal di Cianjur Selasa, mengatakan pencapaian tersebut berasal dari 168 bidang usaha yang terdata di sistem Online Single Submission (OSS), didominasi industri barang dari kulit dan alas kaki.
"Realisasi investasi yang masuk terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp234 miliar lebih atau 12,27 persen, dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp1,4 triliun atau 74,96 persen," katanya.
Sehingga dengan pencapaian tersebut, pihaknya optimis dengan waktu yang tersisa selama tiga bulan ke depan dapat mencapai target bahkan lebih seperti tahun 2024 dimana realisasi investasi mencapai 155 persen atau Rp2,8 triliun dari target Rp1,8 triliun.
Kinerja investasi tahun ini, ungkap dia, terdorong dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, dengan memberikan kemudahan dalam proses perizinan usaha, termasuk kewenangan bagi daerah untuk memproses perizinan PMA.
“Seiring keluarnya PP tahun 2025 membuat pergeseran komposisi investasi, dimana tahun lalu PMDN lebih besar dan PMA kecil, sedangkan tahun sebaliknya PMA dominan dan PMDN relatif kecil, karena proses perizinan dilakukan di daerah,” katanya.
Dia menegaskan perizinan PMA dapat dilakukan langsung di daerah sesuai lokasi rencana usaha calon investor yang akan menanamkan investasi-nya di Cianjur, dengan berbagai kemudahan yang diberikan sebagai daya tarik.
Bahkan dengan berbagai perbaikan sistem perizinan, investasi di Cianjur akan terus tumbuh dan mampu menarik lebih banyak pelaku usaha dari dalam maupun luar negeri.
“Hingga akhir tahun diharapkan angka investasi di Cianjur terus bertambah seiring dengan berbagai kemudahan yang diberikan, sehingga berbagai investasi yang beroperasi dapat menekan angka pengangguran dan meningkatkan perekonomian," katanya.
