Kuningan (ANTARA) - Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar memastikan Sekolah Rakyat Rintisan di daerah itu telah resmi beroperasi sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memperluas akses pendidikan bagi anak berasal dari keluarga kurang mampu.
“Peresmian program pendidikan alternatif tersebut dilaksanakan di gedung eks-SMPN 6 Kuningan pada 9 Oktober 2025,” katanya dikonfirmasi di Kuningan, Jawa Barat, Jumat.
Ia menyampaikan program Sekolah Rakyat Rintisan ini pada tahap awal diikuti 90 siswa, terdiri atas 75 siswa jenjang sekolah menengah pertama dan 15 siswa jenjang sekolah dasar.
Dia mengatakan program tersebut menjadi upaya pemerintah untuk menjamin seluruh anak di Kabupaten Kuningan memperoleh kesempatan belajar yang layak dan bermartabat.
“Sekolah Rakyat ini adalah cerminan tekad kami bersama untuk memastikan, tidak ada satu pun anak yang tertinggal dalam memperoleh kesempatan belajar,” katanya.
Ia menegaskan pendidikan merupakan sarana penting untuk memutus rantai kemiskinan, sekaligus membuka masa depan yang lebih baik bagi masyarakat.
Dian menyebutkan gagasan pendirian sekolah ini, berangkat dari kepedulian sosial dan empati terhadap anak-anak berasal dari keluarga kurang beruntung agar tetap mendapat ruang belajar yang aman dan layak.
Pemerintah daerah, kata dia, secara bertahap melengkapi fasilitas pendidikan di Sekolah Rakyat agar anak-anak dapat belajar dengan nyaman serta termotivasi untuk terus berprestasi.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kuningan Toto Toharudin menyampaikan Sekolah Rakyat Rintisan merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah daerah, Kementerian Sosial (Kemensos) dan berbagai pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
