Cirebon (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mendukung pengembangan batik ramah lingkungan di Cirebon, Jawa Barat, melalui program pelatihan membatik yang melibatkan perajin dari kawasan Trusmi.
Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo di Cirebon, Kamis, mengatakan program tersebut merupakan bentuk implementasi dari prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang dijalankan perusahaannya hingga ke tingkat pelaku UMKM.
Ia menjelaskan pihaknya bersama World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia memperkenalkan penggunaan malam (lilin) batik berbasis minyak sawit, yang telah bersertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
“Jadi hari ini sudah kita sosialisasikan menggunakan malam yang sesuai dengan standar RSPO (kepada perajin batik di Cirebon),” ujarnya.
Menurutnya, bahan tersebut dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak merusak ekosistem hutan.
Pemakaian material ramah lingkungan, kata dia, dapat mendukung proses produksi batik agar tetap menjaga kelestarian alam sekaligus meningkatkan nilai jual produk di pasar.
“Jadi kita selalu menggandeng antara pertumbuhan bisnis, pertumbuhan ekonomi, tapi sejalan dengan keberlanjutan untuk lingkungan kita,” katanya.
Selain itu, dia mengatakan kegiatan ini menjadi langkah nyata pihaknya dalam menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan (sustainable finance) yang berpihak pada lingkungan.
Ia menyebut industri batik merupakan salah satu sektor sandang khas Indonesia yang memiliki daya dorong besar terhadap perekonomian, termasuk di Cirebon yang dikenal dengan sentra batik Trusmi.
Pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Trusmi Group untuk memperluas akses inklusi keuangan bagi perajin batik, yang menyasar sekitar 2.000 perajin di bawah binaan kelompok tersebut.
"Mulai dari edukasi menabung hingga akses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), kami siapkan untuk mendukung kapasitas produksi batik," tuturnya.
