Bandung (ANTARA) - Di tengah ruwetnya berkuliah, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran punya satu spot unik yang lagi hype, yaitu Second Chance, thrift shop berbasis donasi yang berlokasi langsung di dalam kampus.
Tren thrifting sendiri semakin naik daun sejak masa pandemi Covid-19. Banyak orang, termasuk mahasiswa, mulai memilih cara belanja murah tapi tetap stylish. Fenomena itu kini terasa di kampus dan Second Chance jadi salah satu buktinya.
Toko ini digagas langsung oleh Dekan FIB, Prof. Aquarini Priyatna, sejak 2023. Ia kemudian menggandeng sejumlah dosen dan mahasiswa untuk menggerakkan roda toko. Kini pengelolaannya dipercayakan pada Manajer Operasi, Bu Ferli, yang setiap hari memastikan toko tetap hidup dan berjalan.
Second Chance punya slogan menarik, “everybody deserves a second chance.” Filosofinya unik dan nyambung. Bukan cuma manusia yang layak diberi kesempatan kedua, tapi juga pakaian yang masih punya nilai pakai layak diberikan hal yang sama.
Dilansir dari laman resmi FIB Unpad, Selasa (2/9), Second Chance tidak hanya menjual pakaian bekas layak pakai. Ia juga membuka kesempatan magang bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang menulis skripsi sekaligus membutuhkan keringanan UKT.
Mahasiswa magang di sini punya jadwal bergilir dari pagi hingga sore. Mereka menjaga toko, mencatat transaksi, mengurus barang titipan, bahkan membuat konten di media sosial. Sebagai gantinya, mereka mendapat uang saku dan potongan UKT hingga Rp500.000.
Awalnya, program ini dibuat sebagai unit usaha. Namun, belakangan berubah menjadi charity shop agar tujuannya lebih longgar, bukan sekadar mengejar target, tapi benar-benar membantu mahasiswa yang butuh sokongan finansial.
Selain itu, hadirnya Second Chance juga memberi ruang solidaritas. Dosen dan mahasiswa sama-sama bisa berkontribusi, entah lewat donasi, titip jual, atau sekadar belanja.
Hingga kini, tercatat ada 20 donatur dan lebih dari seratus orang yang menitip jual barang mereka di Second Chance. Angka itu memperlihatkan toko ini sudah jadi bagian dari ekosistem kampus yang hidup dan dinamis antara mahasiswa, dosen, dan komunitas kampus.
Meski awalnya ramai, sempat terjadi penurunan jumlah pengunjung karena lokasi toko yang berada di pojok belakang gedung Pusat Studi Bahasa Jepang (PSBJ) itu dianggap kurang strategis. Akhirnya, baru-baru ini posisinya dipindahkan ke gedung B agar lebih mudah terlihat dan diakses oleh mahasiswa maupun pengunjung luar.
Bagi mahasiswa FIB Unpad, Second Chance bukan cuma toko thrift biasa. Second Chance sudah jadi ruang kreatif yang positif, tempat berbagi cerita, sekaligus simbol sederhana bahwa gaya hidup berkelanjutan bisa tumbuh dari dalam kampus itu sendiri.
