Antarajabar.com - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memperkenalkan puluhan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan inovasi hasil riset dan pengembangan sejumlah perguruan tinggi di Jawa Timur yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pembangunan desa dan daerah tertinggal.
"Inovasi dan teknologi yang dikembangkan tidak perlu tinggi, dari yang kecil-kecil saja, contoh teknologi pembuatan bakso yang hanya perlu beberapa menit saja untuk mengolah daging menjadi bakso. Yang penting teknologi itu berguna untuk membantu masyarakat," kata Menristekdikti saat membuka Pameran Teknologi Tepat Guna untuk Desa di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Jawa Timur di Surabaya, Kamis.
TTG yang dikembangkan dari riset dasar hingga akhirnya riset terapan bertujuan agar bisa digunakan langsung oleh masyarakat. Contoh untuk di UPN "Veteran" Jawa Timur, ia mengatakan TTG dikembangkan dari hasil skripsi mahasiswa dan penelitian dosen.
"Dan ternyata bisa bermanfaat, teknologi Tepat Guna mereka sudah digunakan di seluruh Indonesia. Ini alasan kenapa kami ingin terus dorong pengembangan teknologi-teknologi ini, mereka, perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia punya kemampuan dasar dan ilmu yang sama mengembangkan ini," ujar Nasir.
Dalam Pameran TTG untuk Desa ini sejumlah perguruan tinggi seperti UPN Veteran Jawa Timur, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Universitas Negeri Surabaya ikut mempertunjukkan TTG riset mereka.
Salah satu teknologi tepat guna untuk desa yang ditampilkan adalah Mesin Propac karya UPN Veteran Jawa Timur. Mesin ini merupakan mesin multi guna yang sangat bermanfaat bagi perekonomian masyarakat desa.
Mesin Propac ini merupakan mesin pengolahan praproduksi dan pasca panen yang memiliki banyak fungsi antara lain perontok padi dan kedelai, hand tractor, mini cargo, pompa air, mini genset, penepung dan cultivator.
Menristekdikti mengapresiasi peran perguruan tinggi dalam melakukan penelitian untuk menghasilkan teknologi tepat guna sehingga dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan teknologi tepat guna diharapkan dapat mempercepat pembangunan di perdesaan dan menjadi wadah untuk menjalin komunikasi serta kerjasama antarwirausaha, khususnya bidang pangan dan pertanian sehingga perdesaan bisa menjadi sentral pembangunan.
Kementeriannya mendukung iklim riset dan penelitian di perguruan tinggi sehingga mampu menghasilkan inovasi yang dapat dihilirisasi. Ada berbagai program insentif penelitian di Kemenristekdikti salah satunya adalah Program Insentif Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), Program Pengembangan Teknologi Industri dan Insentif Sistem Inovasi Nasional (INSINAS).
Saat ini Kementeriannya dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah menjalin berbagai program dari Perguruan Tinggi untuk desa, seperti Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa di Pedesaan, bantuan Teknologi Tepat Guna untuk desa dan lain sebagainya.
"Kita juga mengembangkan program sarjana masuk desa, sarjana bidang sains dan teknologi sangat dibutuhkan untuk masyarakat, sehingga terjadi transfer teknologi di desa," lanjutnya.
Rektor UPN 'Veteran' Jawa Timur Teguh Soedarto mengatakan bahwa setelah UPN menjadi perguruan tinggi negeri baru telah banyak kemajuan yang telah UPN.
Teguh mengatakan bahwa UPN Veteran Jawa Timur memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan desa dan daerah tertinggal di Indonesia. "Teknologi tepat guna karya UPN telah digunakan pada 68 kabupaten dari Sabang sampai Merauke. Ada 213 paket teknologi yang telah dimanfaatkan masyarakat di desa dan daerah tertinggal".
Menristekdikti Perkenalkan Teknologi Tepat Guna Untuk Desa
Kamis, 6 Juli 2017 16:08 WIB