Bandung (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Bandung, Jawa Barat, menyebutkan seorang ibu berinisial EN (34) yang ditemukan tewas gantung diri bersama dua anaknya yang diduga diracun, sempat menulis surat wasiat.
“Barang bukti tersebut kini diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut. Kami masih mendalami kasus ini dengan memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti yang ada di TKP,” kata Kasatreskrim Polresta Bandung Kompol Luthfi Olot Gigantara di Bandung, Jumat.
Olot mengungkapkan peristiwa itu terjadi di Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (5/9/) dini hari.
Ia menambahkan ketiga korban ditemukan sekitar pukul 04.00 WIB oleh suami korban, YS, yang baru pulang kerja.
“Awalnya ketika suami korban pulang, pintu rumah terkunci dari dalam. Saat mengintip lewat ventilasi, suami melihat istrinya tergantung di kusen pintu kamar dan kemudian berteriak histeris,” katanya.
Warga yang mendengar teriakan YS langsung mendobrak pintu. Di dalam rumah, EN ditemukan tergantung, sementara kedua anaknya sudah tidak bernyawaz
Menurut Luthfi, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan pintu dan jendela rumah terkunci dari dalam serta tidak ditemukan luka terbuka pada tubuh para korban.
“Ketiga jenazah telah dievakuasi ke RS Sartika Asih Bandung untuk pemeriksaan forensik,” katanya.
Berikut isi surat wasiat yang ditinggalkan korban dalam bahasa Sunda beserta terjemahannya:
Versi Sunda:
Mamah, bapa, ema, bapa, teteh, aa sadayana hampura abi, hampura abi ngalakukeun kieu.
Abi tos cape lahir batin, abi tos teu kuat ngajalani hirup kieu, abi cape hirup ngagugulung hutang nu euweuh beresna, kalah beuki nambahan beuki dieu teh. Bari abi te apal hutang ka saha wae, sabaraha atawa urut naon…
Abi cape boga salaki gede bohong wae teh, euweuh sadarna. Abi cape dinyerihatekeun wae teh, puguh ning ku batur geus dikucilkeun, pada ngomongkeun, pada mikangewa bari jeung teu ramasa salah.
Boga salaki kalah hayoh we gede bohong jeung gede hutang, CAPEEEEEEEEEEEEE sugan abi jeung budak geus maot mah aya sadarna, mun henteu sadar ge keun bae nu penting teu nyangsarakeun ka budak abi.
Era karunya ngahesekeun wae lanceuk + kolot teh, abi geus eweuh mah moal ngahesekeun wae.
Hampura abi teu bisa mulang tarima ka kolot jeung lanceuk-lanceuk.
Terjemahan Bahasa Indonesia:
Mama, bapak, ibu, teteh, aa, semuanya maafkan saya, maafkan saya melakukan hal ini.
Saya sudah lelah lahir batin, saya sudah tidak kuat menjalani hidup seperti ini. Saya lelah hidup terhimpit utang yang tidak ada habisnya, malah semakin lama semakin bertambah. Sementara saya sendiri tidak tahu utang ke siapa saja, berapa jumlahnya, atau dari mana asalnya…
Saya lelah punya suami yang hanya besar omongan dan penuh kebohongan, tidak ada kesadarannya. Saya lelah terus disakiti, padahal orang lain sudah mengucilkan, banyak yang membicarakan, banyak yang merasa jijik, sementara saya sendiri merasa tidak salah.
Punya suami malah semakin banyak bohong dan utang, CAPEEEEEEEEEEEEE. Saya pikir kalau saya dan anak sudah mati, mungkin dia baru sadar. Kalau pun tidak sadar ya biarlah, yang penting tidak menyengsarakan anak saya.
Saya malu dan kasihan terus merepotkan kakak dan orang tua. Kalau saya sudah tidak ada, setidaknya tidak akan terus merepotkan.
Maafkan saya karena tidak bisa membalas budi kepada orang tua dan kakak-kakak.
