Yogyakarta (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Yogyakarta memfasilitasi pertemuan suporter PSIM dan Persib Bandung, Rabu, untuk menyepakati penyelesaian damai usai kericuhan di Kota Yogyakarta pada Minggu (24/8).
Pertemuan di Mapolresta Yogyakarta itu dihadiri perwakilan Brajamusti dan The Maident (suporter PSIM) serta perwakilan Viking, Bobotoh, dan Ultras (suporter Persib).
"Dengan adanya kejadian kemarin, kita mengharapkan permasalahan ini tidak berkembang dan bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kita di Yogyakarta memang mengedepankan kearifan lokal," ujar Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Eva Guna Pandia usai pertemuan dua kelompok suporter itu.
Kericuhan suporter di Kota Yogyakarta pada Minggu (24/8) malam sebelumnya dipicu insiden bus rombongan suporter asal Bandung yang menyerempet salah satu suporter PSIM di kawasan simpang empat Pingit.
Insiden itu sebenarnya telah diselesaikan secara damai dengan pemberian ganti rugi, namun informasi simpang siur yang beredar di media sosial kemudian memicu gesekan di sejumlah titik lain, termasuk TKP Ngabean dan Stasiun Lempuyangan, Kota Yogyakarta.
"Awalnya kan terjadi serempetan di perempatan itu, sudah ada perdamaian, sudah ada ganti rugi waktu itu, jadi ya sudah selesai," ujar Eva.
Ia juga mengingatkan semua pihak agar mematuhi aturan operator liga terkait larangan kehadiran suporter tim tamu di laga tandang.
"Pertandingan 'away', tidak boleh ada suporter yang datang. Ini yang perlu dipedomani kepada semua suporter dan ke depannya agar jangan terulang kembali," ujar Kapolresta.
Presiden Brajamusti Muslich Burhanuddin atau acap disapa Thole menyebut simpang siur informasi di media sosial menjadi pemicu utama meluasnya persoalan.
"Kejadian di Pingit sebenarnya sudah diselesaikan. Dengan pertemuan sore hari ini kita sepakat antara Brajamusti, The Maident, Bobotoh, Viking, dan Ultras sudah tidak ada permasalahan lagi," ujar dia.
