Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi sentimen jeda waktu negosiasi tarif Amerika Serikat (AS).
"Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan melemah di kisaran Rp16.200-Rp16.300 dipengaruhi oleh faktor global mengikuti pelemahan mayoritas mata uang regional Asia akibat jeda waktu negosiasi tarif Presiden Trump hari ini," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Batas waktu tarif AS sebelumnya ditetapkan pada 9 Juli, menandai berakhirnya jeda 90 hari pada tarif tinggi yang diumumkan sebelumnya yang awalnya diberlakukan pada 2 April 2025.
Trump telah memberikan perintah eksekutif yang menunda batas waktu tarifnya pada 9 Juli hingga 1 Agustus.
Kebijakan penundaan batas waktu tersebut diumumkan di tengah upaya pemerintahan Trump untuk menargetkan banyak negara dengan langkah-langkah perdagangan.
AS tetap mengenakan tarif impor 32 persen kepada Indonesia, tidak berubah dari nilai "tarif resiprokal" yang diumumkan sebelumnya pada April lalu, meski proses negosiasi dengan pihak Indonesia terus berlangsung intensif.
Trump merasa bahwa AS harus bertindak mengatasi defisit perdagangan yang mereka alami setelah bertahun-tahun menjalin kerja sama dagang dengan Indonesia.
Apabila Indonesia dipandang melakukan tindak balas dengan menaikkan tarif, Trump mengancam akan membalas dengan menambah nilai tarif impor sesuai jumlah itu "ditambah tarif 32 persen yang kami tetapkan".
Pada Selasa (8/7/2025), Presiden AS menyampaikan bahwa tarif yang tercantum dalam surat tarif kepada pemimpin 14 negara, termasuk Indonesia di dalamnya, akan dibayarkan mulai 1 Agustus dan periode tersebut tidak akan diperpanjang.
"Sesuai surat yang dikirimkan ke berbagai negara kemarin, selain surat yang akan dikirimkan hari ini, besok, dan untuk periode singkat berikutnya, tarif akan mulai dibayarkan pada 1 Agustus 2025," tulis Trump di media sosial.