Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menekankan pada Dewan Pers untuk selalu menjaga kualitas informasi publik di tengah disrupsi digital dan kemajuan kecerdasan buatan (AI) yang makin kompleks.
"Ini tugasnya memang menantang. Tantangan terhadap pers semakin bertambah, terkhusus sekarang di era media baru,” ungkapnya dalam rilis pers kementerian yang diterima, Kamis.
Menurut Meutya Hafid, derasnya arus informasi digital membutuhkan ketelitian dalam memilah kebenaran serta komitmen terhadap kode etik jurnalistik. Ia juga mengingatkan bahwa kecerdasan buatan berpotensi memperburuk penyebaran hoaks secara masif.
Dengan teknologi artificial, katanya, publik akan semakin sulit membedakan mana yang betul dan mana yang palsu. Hal ini merupakan tantangan yang jauh lebih besar pada Dewan Pers untuk memastikan etika dan kualitas jurnalisme terjaga.
Meutya juga mengungkapkan keprihatinan atas menyusutnya ruang redaksi dan hilangnya pekerjaan jurnalis dalam beberapa tahun terakhir.
“Ini tentu bukan sekadar isu bisnis, tapi juga dapat menyangkut kualitas demokrasi dan hak publik untuk mendapatkan informasi yang akurat,” tuturnya.
Oleh karena itu, Meutya Hafid mendorong Dewan Pers memperkuat komunikasi internal dengan konstituen dan terus menjaga ruang redaksi dari tekanan yang mengancam independensi jurnalisme.