Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi sikap wait and see investor menjelang rapat Federal Reserve (The Fed) Rabu malam.
“Rupiah hari ini diperkirakan ditutup melemah di kisaran level Rp16.450 -Rp16.550, dipengaruhi oleh sentimen global yaitu wait & see hasil rapat The Fed nanti malam,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Melansir dari Anadolu Agency, The Fed diprediksi akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada 4,25-4,5 persen karena dipengaruhi tanda-tanda inflasi Amerika Serikat (AS) yang mereda dan pertumbuhan lapangan kerja yang stabil.
Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan Indeks Harga Konsumen menurun 0,1 persen pada Maret 2025, yang berarti penurunan bulanan pertama sejak Mei 2020. Sementara inflasi tahunan menurun jadi 2,4 persen, terendah sejak September 2024.
Untuk Indeks Harga Produsen, mengalami penurunan 0,4 persen secara bulanan pada Maret 2025 dan naik 2,7 persen year on year (yoy). Adapun Personal Consumption Expenditures (PCE) core index bergerak stagnan month to month dan turun menjadi 2,6 persen per tahun pada Maret 2025 dari 3 persen pada Februari 2025.
Terkait, Non-Farm Payrolls (NFP), meningkat sebesar 177 ribu pada April 2025 atau di atas estimasi pasar, sementara tingkat pengangguran tetap stabil di angka 4,2 persen. Mengenai angka NFP bulan Maret 2025, direvisi turun menjadi 185 ribu.
Di samping itu, kurs rupiah juga melemah seiring mayoritas nilai mata uang emerging markets menurun karena ketegangan antara India dengan Pakistan.
Pemerintah India pada Selasa (6/5) malam mengatakan pihaknya telah menembakkan rudal ke kota-kota Pakistan dan sebagian wilayah Kashmir yang diperintah oleh Pakistan.
Pada hari ini, Kedutaan Besar (Kedubes) India di Jakarta menyampaikan bahwa serangan rudal yang dilakukan oleh India ke Pakistan pada Selasa (6/5) hanya menyerang kamp-kamp teroris yang sudah dikenal yang dijadikan target.
Kedubes India menyatakan bahwa tindakan India tersebut bersifat terfokus dan tepat sasaran, yang diambil secara terukur dan bertanggung jawab serta dirancang agar tidak memicu eskalasi.