Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengatakan, pihaknya menargetkan untuk mengirim sebanyak 300 perawat dari sejumlah politeknik kesehatan (poltekkes) ke Jepang pada 2025, dan menyiapkan sejumlah langkah guna adaptasi budaya dan kompetensi.
Ketika ditemui di Jakarta, Selasa, Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan dr Yuli Farianti mengatakan, target tersebut dinaikkan dari tahun-tahun sebelumnya, yakni 2019-2024, di mana per tahunnya RI mengirimkan sekitar 200-an perawat.
Adapun peningkatan target pada 2025, katanya, didorong oleh naiknya minat para perawat muda yang terinspirasi oleh para seniornya yang bekerja di Jepang.
Oleh karena itu, pihaknya mengadakan seminar bertajuk “Your Next Chapter: Live and Work in Beautiful MIE” di Poltekkes Jakarta III, salah satunya untuk memberikan gambaran kesempatan berkarir di Jepang, terutama di Prefektur Mie, yang jumlah lansianya melebihi rata-rata nasional di Jepang. Adapun angka penduduk lansia di Prefektur Mie berada di atas 30 persen.
"Sejak tahun 2020, Jepang telah membuka penempatan perawat atau caregiver ke Jepang. Saat ini, kalau kita lihat kebutuhan dari tenaga perawat sebesar 102,16 persen sudah mampu dipenuhi dari produksi dalam negeri," katanya.
Secara nasional, kata Yuli, Indonesia menghasilkan sekitar 30 ribu perawat per tahunnya, dan yang dari poltekkes sekitar 9 ribuan. Pada 2019-2024, pihaknya memberangkatkan 1.274 lulusan bekerja ke luar negeri, dan 863 di antaranya ke Jepang.
Dia menjelaskan, pihaknya membuka kesempatan untuk bekerja di Jepang, dan memfasilitasinya melalui sejumlah langkah guna meningkatkan kemampuan adaptasi serta kompetensi. Hal ini, katanya, karena masih banyaknya sejumlah tantangan, seperti adaptasi budaya, bahasa, serta beban kerja yang tinggi.