Kabupaten Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menuntaskan revitalisasi di Alun-alun Upakarti, Soreang yang menggunakan rumput sintetis sebagai bagian dari upaya menghadirkan ruang publik yang nyaman dan inklusif bagi masyarakat.
“Lapangan Upakarti Soreang kini hadir dengan wajah baru, beralaskan rumput sintetis dan difungsikan sebagai ruang publik terbuka untuk seluruh warga Kabupaten Bandung,” kata Bupati Bandung Dadang Supriatna di Kabupaten Bandung, Senin.
Dadang menjelaskan lapangan yang dibangun pada era 1990-an ini sebelumnya kerap digunakan sebagai tempat upacara dan kini telah direvitalisasi menjadi ruang terbuka multifungsi seperti aktivitas olahraga, rekreasi, hingga kegiatan sosial masyarakat.
“Ini semua merupakan bagian dari upaya mewujudkan Kabupaten Bandung yang lebih Bedas (Akronim dari Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera), sekaligus sebagai kado di Hari Jadi ke-384 Kabupaten Bandung,” kata dia.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung, Zeis Zultaqawa menjelaskan, revitalisasi ini membawa banyak perubahan signifikan. Salah satunya adalah pemindahan pagar untuk menciptakan kesan lebih terbuka dan inklusif.
Identitas lokal tetap dipertahankan, seperti keberadaan Tugu Upakarti serta gerbang utama berbentuk dua bilah kujang yang mencerminkan filosofi gunungan wayang sebagai simbol kearifan lokal.
“Lapangan kini juga dilengkapi jogging track yang lebih nyaman dan areal Urban Forest dengan aneka vegetasi hias. Semua ini mendukung konsep alami sekaligus mempertahankan tanaman yang sudah ada,” kata Zeis.
Namun demikian, Pemkab Bandung menegaskan tidak akan mengizinkan pedagang kaki lima berjualan di dalam kawasan lapangan untuk menjaga fungsi ruang publik. Penjagaan dilakukan oleh Satpol PP dengan pendekatan humanis.
“Kami mengingatkan masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan dan tidak merusak fasilitas. Lapang Upakarti ini bisa menjadi contoh partisipasi masyarakat dalam merawat ruang publik bersama,” ujar Zeis.
Dia menambahkan revitalisasi ini menelan anggaran Rp8,8 miliar yang bersumber dari dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Bank BJB melalui hasil dividen Pemkab Bandung.