Setelah memeriksa sampel di bawah mikroskop, para peneliti menemukan bahwa satu gram permen karet dapat melepaskan hingga 637 mikroplastik. Menariknya, permen karet sintetis dan alami melepaskan jumlah mikroplastik yang sama.
Sepotong permen karet biasanya berbobot antara dua dan enam gram. Jika seseorang mengunyah 160 hingga 180 potong permen karet dalam setahun, maka secara teoritis dia akan menelan sekitar 30.000 mikroplastik setiap tahun menurut para peneliti.
Tim peneliti mendapati bahwa 94 persen mikroplastik dilepaskan selama delapan menit pertama mengunyah dan setelah titik itu jumlah mikroplastik yang dilepaskan berkurang sampai akhirnya mencapai titik jenuh dalam waktu 20 menit.
Sanjay Mohanty, PhD, profesor teknik di University of California yang menjadi peneliti utama dalam proyek tersebut, menyampaikan bahwa sebagian besar penelitian tentang mikroplastik dalam makanan fokus pada kandungan mikroplastik pada kemasan atau proses pembuatan yang membuat produk tercemar mikroplastik.
Namun, tidak demikian kasusnya dengan permen karet. "Pada permen karet, makanannya adalah plastiknya," kata Mohanty kepada Health.
Polimer memberikan elastisitas, kekompakan, dan daya kunyah pada permen karet.
Pada permen karet alami yang sebagian besar bahannya dari tanaman, poliolefin --jenis polimer yang biasanya digunakan dalam kemasan makanan-- mencakup hingga 50 persen dari partikel yang teridentifikasi.
Sedangkan permen karet sintetis mengandung polimer PET dan polistirena dalam kadar tinggi bersama dengan zat petrokimia seperti karet sintetis dan polivinil asetat.
Mohanty menyampaikan bahwa paparan mikroplastik dari permen karet tergolong sangat kecil dibandingkan dengan produk seperti kantong teh.