Meski perburuan medali sudah dimulai sejak 14 September, keempat daerah tersebut masih belum bisa bersaing untuk sekadar meraih satu perak sekali pun.
Sementara itu tuan rumah Jawa Barat kian memperlebar jarak dalam perolehan medali emas dengan dua pesaing terdekatnya di papan atas, DKI Jakarta dan Jawa Timur pada PON XIX/2016 Jabar dengan meraih 63 medali emas, 30 perak, dan 35 perunggu.
Kontingen "Laskar Tanah Legenda" itu sepanjang Senin mendulang 14 medali emas dari cabang balap sepeda, karate, renang, judo, drumband, dayung dan hoki indoor.
Sementara itu perolehan 14 medali emas bagi Jabar, merupakan peraihan medali emas harian terbanyak diraih oleh kontingen tuan rumah.
Artinya tuan rumah berhasil meraih 50 persen medali emas yang diperebutkan sepanjang hari itu. Sebelumnya perolehan terbanyak pada Kamis (14/9) sebanyak 12 medali emas.
Jawa Barat masih menunjukkan dominasinya pada perburuan medali hingga hari kedua pasca pembukaan PON XIX/2016 Jabar itu. Bahkan dipastikan Jabar menjadi juara umum di cabang olahraga judo, renang dan drumband.
Selain itu tim dayung Jabar juga sudah tampil pada performance terbaiknya sebagai pundi-pundi emas bagi kontingen provinsi berpenduduk 46 juta itu.
Baca Juga : Jabar Borong Enam Medali Emas Rowing
Sementara itu DKI Jakarta masih tersendat mendulang emas, sepanjang Senin tercatat hanya empat medali emas diraih kontingen ibu kota dari karate, hoki indoor putri dan panjat tebing dua medali. Jawa Timur mendulang enam medali yakni dari balap sepeda cross country, renang, wushu, boling dan dansa.
DKI Jakarta untuk sementara masih di peringkat kedua klasemen perolehan medali yakni 28 medali emas, 32 perak dan 33 perunggu. Sementara Jawa Timur merangsek di peringkat ketiga terpaut dua medali emas yakni 26 medali emas, 35 perak dan 23 perunggu.
Diperkirakan persaingan DKI Jakarta dan Jawa Timur pada lanjutan pertandingan PON akan bersaing ketat. Baik DKI Jakarta maupun Jatim masih menyimpan cabang unggulan untuk mendulang emas seperti wushu, terbang layang, taekwondo, karate, kempo, panahan dan lainnya yang segera memulai pertandingannya.
Distribusi medali emas lainnya diraih antara lain oleh Sumatera Utara dari cabang wushu melalui andalannya Lindswell (taiji quan + taiji jian) dan Junita Niza Wasni (nan-quan + nan dao).
Papua, Riau, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah berbagi satu medali emas.
Persaingan sengit juga terjadi di urutan keempat yang tempati Riau yang mengemas enam emas tujuh perak dan 5 perunggu, disusul Sulsel di peringkat kelima dengan lima emas delapan perak dan tiga perunggu.
Jawa Tengah sementara masih di peringkat keenam dengan lima emas, enam perak dan 17 perunggu.
Perburuan medali pada Selasa (20/9) diperkirakan juga akan berlangsung lebih ketat.
Sebanyak 63 medali emas akan diperebutkan, termasuk di beberapa cabang olahraga yang baru memulai pertandingan seperti menembak di Lapangan Tembak Cisangkan Kota Cimahi maupun nomor berburu.
Selain itu biliar dan squash juga akan mempertandingkan laga final di Kompleks Graha Manggala Siliwangi dan Siliwangu Squash Center Bandung.
Dominasi
Medali emas pertama Jabar pada Senin, dipersembahkan dari cabang balap sepeda nomor cross country putri melalui andalannya Kusmawati Yazid setelah mengatasi duet Riau, Wilhelmina dan Noviana yang mengepungnya di lintasan sepeda gunung Cikole Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Pundi-pundi emas Jabar di cabang renang juga konsisten menyumbang medali tertinggi itu melalui andalannya Triadi Fauzi Sidik pada nomor bergengsi 100 meter gaya bebas putra, Ricky Angga wijaya 200 meter gaya punggu dan 200 meter gaya punggung putri Yessi Y Yosaputra.
Bahkan bintang aquatik Jabar, Triadi Fauzi meraih medali emas ketujuhnya di ajang PON kali ini dengan meraih nomor bergengsi itu.
Demikian halnya pada dayung, pedayung Jabar `on fire` dengan meraih tiga medali emas di Situ Cipule Kabupaten Karawang sekaligus mempertahankan trend perolehan medali emas dari cabang itu .
Tim dayung Jabar memantapkan diri sebagai kandidat juara umum cabang olahraga itu. Selain itu juga untuk drum band , Jabar kembali merebut satu emas lomba baris jarak pendek 1x600 meter.
Pada judo, Jabar juga melejit dengan menyapu bersih dua nomor beregu. Tim judo putra Jabar meraih emas setelah mengatasi perlawanan Bali sedangkan di putri Jabar mengalahkan tim Kalimantan Timur.
Protes
Sementara itu gelombang protes terjadi pada cabang judo, karate dan berkuda. Protes pada cabang olahraga karate, DKI Jakarta melayangkan nota protes kepada Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XIX terutama terkait dengan penggunaan sistem komputerisasi dalam penyediaan wasit yang memimpin pertandingan kejuaraan empat tahunan ini.
Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Forki DKI, Dody Rahmad Amar mengaku dengan menggunakan sistem tersebut banyak yang dirugikan termasuk atlet asal ibukota. Untuk itu, pihaknya secara resmi melakukan protes terkait hal tersebut.
"Kami melakukan protes. Saat ini kami menunggu tanggapan dari panitia pelaksana maupun PB PON," katanya kepada media di markas Kontingen DKI Jakarta.
Nota protes yang dilayangkan oleh Kontingen DKI Jakarta dan ditembuskan ke Ketua Umum Forki, Ketua KONI Pusat hingga Gubernur DKI Jakarta ini terdapat beberapa poin tuntutan diantaranya minta mengganti sistem penyediaan wasit dan juri yang akan memimpin menjadi sistem manual.
Sementara pada cabang judo, juga terjadi aksi protes. Tim judo Kalimantan Timur menyatakan pertandingan judo pada Pekan Olahraga Nasional XIX/2016 yang berlangsung di GOR Saparua Bandung, patut dievaluasi, terutama menyangkut perangkat wasit.
Pelatih tim judo Kaltim, I Nyoman Sumerta mengatakan wasit menjadi perangkat pertandingan yang paling mendapat sorotan dari sebagian besar kontingen selama sepekan terakhir.
Ia mencontohkan kejadian laga final beregu putri yang mempertemukan tim Kaltim menghadapi tuan rumah Jabar.
Saat pertandingan ketiga yang mempertemukan Yaumil (Kaltim) dengan Anisa Agustina (Jabar) memasuki menit terakhir, wasit memberikan "sido" (pelanggaran) kepada atlet Kaltim.
Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Forki DKI, Dody Rahmad Amar mengaku dengan menggunakan sistem tersebut banyak yang dirugikan termasuk atlet asal ibukota. Untuk itu, pihaknya secara resmi melakukan protes terkait hal tersebut.
"Kami melakukan protes. Saat ini kami menunggu tanggapan dari panitia pelaksana maupun PB PON," katanya kepada media di markas Kontingen DKI Jakarta.
Nota protes yang dilayangkan oleh Kontingen DKI Jakarta dan ditembuskan ke Ketua Umum Forki, Ketua KONI Pusat hingga Gubernur DKI Jakarta ini terdapat beberapa poin tuntutan diantaranya minta mengganti sistem penyediaan wasit dan juri yang akan memimpin menjadi sistem manual.
Sementara pada cabang judo, juga terjadi aksi protes. Tim judo Kalimantan Timur menyatakan pertandingan judo pada Pekan Olahraga Nasional XIX/2016 yang berlangsung di GOR Saparua Bandung, patut dievaluasi, terutama menyangkut perangkat wasit.
Pelatih tim judo Kaltim, I Nyoman Sumerta mengatakan wasit menjadi perangkat pertandingan yang paling mendapat sorotan dari sebagian besar kontingen selama sepekan terakhir.
Ia mencontohkan kejadian laga final beregu putri yang mempertemukan tim Kaltim menghadapi tuan rumah Jabar.
Saat pertandingan ketiga yang mempertemukan Yaumil (Kaltim) dengan Anisa Agustina (Jabar) memasuki menit terakhir, wasit memberikan "sido" (pelanggaran) kepada atlet Kaltim.
"Seharusnya tidak bisa wasit memberikan sido, karena pertandingan sudah memasuki menit akhir. Ini salah satu kejadian yang sepele, namun merugikan bagi tim kami," kata Nyoman.
Demikian juga pada cabang berkuda, sebanyak sembilan kontingen mengajukan penolakan `wild card` tuan rumah pada final olahraga berkuda nomor pacuan.
Berikut perolehan medali sementara PON 2016 Jawa Barat, Senin (sampai pukul 21.00 WIB):
Emas Perak Perunggu
1. Jawa Barat 63 29 35
2. DKI Jakarta 28 34 33
3. Jawa Timur 26 35 23
4. Riau 6 7 5
5. Sulawesi Selatan 5 8 5
6. Jawa Tengah 5 6 18
7. Papua 4 4 4
8. Bali 3 5 10
9. Sumatera Utara 3 4 7
10. Banten 3 2 7
11. Maluku 3 0 2
12. Kalimantan Timur 2 4 12
13. Sulawesi Tenggara 2 1 2
14. Kalimantan Utara 2 0 1
15. Jambi 1 2 4
16. Sumatera Barat 1 1 0
17. DI Yogyakarta 0 4 3
18. Sumatera Selatan 0 3 2
19. Kep. Bangka Belitung 0 2 0
20. Kepulauan Riau 0 1 2
21. Sulawesi Tengah 0 1 2
22. Lampung 0 1 1
23. Bengkulu 0 1 0
24. Kalimantan Tengah 0 1 0
25. Papua Barat 0 1 0
26. Kalimantan Barat 0 0 2
27. Aceh 0 0 1
28. Kalimantan Selatan 0 0 1
29. Nusa Tenggara Barat 0 0 1
30. Sulawesi Barat 0 0 1
31. Gorontalo 0 0 0
32. Maluku Utara 0 0 0
33. Sulawesi Utara 0 0 0
34. Nusa Tenggara Timur 0 0 0
(*)