Ciamis (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, melibatkan tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan pengecekan dan mengkaji lokasi bencana tanah longsor di Kecamatan Panawangan sebagai dasar menetapkan kebijakan merelokasi warga.
"Jadwal kajian tim geologi ke Ciamis tanggal 13-18 April, setelah ini akan dilaksanakan rakor terkait rekomendasi geologi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis Ani Supiani di Ciamis, Rabu.
Ia menuturkan BPBD Ciamis telah melakukan penanganan daerah yang terdampak bencana tanah longsor akibat hujan deras di Desa Mekarbuana, dan Sadapaingan, Kecamatan Panawangan, Minggu (6/4).
Bencana alam tanah longsor itu, kata dia, menyebabkan 10 rumah rusak, kemudian 63 rumah terancam bahaya longsor, dan sebanyak 123 jiwa dari 44 kepala keluarga harus mengungsi ke tempat yang aman.
Ia menyampaikan, pemerintah sedang melakukan rencana relokasi untuk rumah warga yang berada di lokasi bahaya bencana tanah longsor dengan terlebih dahulu melakukan kajian oleh PVMBG terkait kondisi tanahnya.
"Untuk relokasi menunggu hasil rekomendasi badan geologi," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan BPBD Ciamis dan peninjauan langsung di lokasi longsor ada empat rumah yang sudah seharusnya direlokasi.
Namun Bupati Ciamis, kata Ani, menyebutkan ada tujuh rumah yang harus direlokasi, terkait lahannya sudah disiapkan oleh pemerintah desa dan kecamatan setempat.
"Hasil asesmen tim BPBD dan pantauan beliau, ya harus direlokasi, tapi kita tetap menunggu rekomendasi dari tim kajian geologi untuk administrasi," katanya.
Ia menambahkan, Pemkab Ciamis menetapkan status bencana tanah longsor tersebut masih siaga darurat belum dinaikkan statusnya menjadi tanggap darurat karena pertimbangannya masyarakat masih bisa beraktivitas dan tidak melumpuhkan perekonomian.
"Masih siaga darurat belum naik ke tanggap darurat, warga masih bisa berkegiatan, adapun pengungsian karena memang ada yang rumahnya rusak berat, rusak sedang tidak bisa ditempati, dan ada yang trauma," katanya.