Kuningan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menargetkan luas panen padi mencapai 5.763 hektare (ha) selama April 2025 sebagai bagian dari langkah memperkuat ketahanan pangan dan menjaga produktivitas pertanian di daerah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah di Kuningan, Selasa mengatakan, panen telah mulai berlangsung di sejumlah wilayah, termasuk di Desa Mekarjaya, yang menggunakan alat power thresher guna meningkatkan efisiensi kerja petani.
“Ini membuktikan bahwa pertanian Kuningan tidak hanya eksis, tapi juga adaptif terhadap teknologi dan tantangan iklim,” katanya.
Ia mengatakan, pihaknya pun menargetkan tanam padi seluas 7.818 ha bulan ini, serta terus mendorong penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) untuk merealisasikan target tersebut.
Ia menyebut adaptasi teknologi pertanian menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan produksi, di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini.
Sementara itu, Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar menegaskan, pemerintah daerah, sudah berkomitmen dalam memperkuat sektor pertanian untuk mendukung swasembada pangan nasional.
“Pertanian adalah jantung pembangunan daerah. Kita harus jaga petani dan mendukung mereka dari hulu ke hilir dari benih, pupuk, alat, hingga distribusi. Kuningan siap menjadi bagian penting dari lumbung pangan nasional,” ujarnya.
Menurutnya, panen serentak yang dilakukan saat ini menjadi bukti nyata kalau produktivitas pertanian di Kuningan tetap terjaga, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.
“Pemerintah hadir bersama petani untuk memastikan pangan cukup, harga stabil, dan petani sejahtera,” tutur dia.
Dia menambahkan data Kementerian Pertanian menunjukkan ada 14 provinsi utama menyumbang sekitar 91,42 persen dari total produksi padi nasional bulan ini, dengan luas panen mencapai 1,43 juta ha.
“Luas target produksi sebesar 7,89 juta ton gabah kering giling (GKG). Jawa Timur menjadi penyumbang terbesar, disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah,” ucap dia.
