Serang (ANTARA) - Gubernur Banten Andra Soni memastikan bahwa harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di wilayahnya Rp6.500 per kilogram (kg).
Hal itu disampaikan usai melaksanakan panen raya serentak di Desa Pamengkang, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Senin.
"Tadi juga saya dapat laporan dari Gapoktan bahwasanya harga jual gabah yang diserap oleh Bulog sebesar Rp6.500 per kilogram," kata Andra Soni dalam keterangannya di Kota Serang.
Andra Soni mengatakan harga itu harus diterapkan merata di seluruh petani. Kebijakan harga itu harus diketahui oleh seluruh petani agar tidak ada lagi yang menjual hasil panennya di bawah harga tersebut.
"Kita semua sudah berkomitmen, termasuk Perum Bulog. Bahkan Bulog tidak hanya menerima serapan gabah petani, tetapi juga akan melakukan jemput bola," ujar dia.
Andra Soni juga meminta peran aktif para petani maupun Gapoktan agar menyampaikan kepada pemerintah ataupun anggota dewan di masing-masing daerah pemilihan (dapil) jika masih ada yang membeli gabah di bawah harga Rp6.500 per kg.
"Tolong sampaikan jika kondisi di lapangan berbeda. Sampaikan kepada kami agar fungsi pengawasan dan pembinaan kami bisa maksimalkan," kata dia.
Andra Soni menegaskan, Pemerintah Provinsi Banten berkomitmen terus berupaya meningkatkan hasil produksi panen petani. Salah satunya melalui penambahan bantuan alat dan mesin pertanian serta akses jalan menuju pusat-pusat pertanian.
"Luas hasil panen kita tahun 2024 mencapai 299.000 hektare dengan produksi sekitar 1,5 juta ton padi," katanya.
Kemudian dengan penambahan alsintan dan mekanisasi yang dilakukan, pada tahun 2025 ini diprediksi meningkat dua kaki lipat menjadi 530.000 hektare dengan produksi 2,8 juta ton.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten Agus M Tauchid optimistis target itu akan tercapai apalagi saat ini berbagai faktor penentu produksi padi sudah bisa diatasi.
"Seperti ketersediaan air. Saat ini kami bersama dinas teknis terkait sedang melakukan optimalisasi sejumlah irigasi sehingga pasokan ketersediaan air bisa tercukupi dengan baik," kata dia.
Selain itu, mekanisme pompanisasi juga terus dilakukan. Apalagi, sebagian besar wilayah persawahan masih tadah hujan.
"Artinya antara pompanisasi dan saluran irigasi itu kita padukan sehingga ini semakin kuat," kata Agus.