Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis neurologi Ranette Roza dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono di Jakarta Timur menyampaikan bahwa menolong orang yang kejang tidak mendatangkan risiko penularan penyakit, jadi tidak perlu khawatir.
"Kejang, baik karena faktor trauma, jantung, atau epilepsi, ayan, dan lain-lain itu sama sekali tidak menular, itu bukan suatu penyakit yang bisa menular melalui air liur, droplet, ataupun darah," katanya dalam acara seminar edukasi daring tentang penanganan kejang pada Rabu.
"Jadi, kalau bisa tolong saja. Kasihan pasiennya kalau tidak ditolong," katanya.
Ranette mengatakan bahwa pertolongan pertama sangat penting untuk mencegah cedera dan komplikasi pada orang yang kejang, terutama yang sampai mengeluarkan liur.
Pertolongan pertama yang tepat, ia melanjutkan, dapat membantu pasien melewati periode kejang dengan aman.
Perawat Suwarni menyampaikan bahwa mereka yang hendak memberikan pertolongan kepada orang yang sedang kejang sebaiknya berusaha untuk tenang, jangan panik.
Selanjutnya, ia mengatakan, penolong sebaiknya menjauhkan benda-benda yang dapat membahayakan dari sekitar tubuh pasien, melindungi kepalanya dari benturan, serta memiringkan tubuhnya agar tidak tersedak liur atau muntahan.
Perawat Suwarni mengingatkan penolong agar tidak memasukkan benda apapun ke dalam mulut orang yang sedang kejang, karena dapat menyebabkan cedera.
Penolong juga disarankan memperhatikan dan mencatat berapa lama pasien kejang dan segera hubungi layanan kesehatan darurat jika kejang berlangsung lebih dari lima menit atau pasien cedera.