Cirebon (ANTARA) - Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, menggencarkan program Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) sebagai langkah utama menekan lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu pada awal 2025.
Penjabat (Pj) Wali Kota Cirebon Agus Mulyadi, di Cirebon, Sabtu, mengatakan jumlah kasus DBD pada Januari 2025 mencapai 82 kasus, meningkat hampir 400 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya 28 kasus.
“Meskipun ada lonjakan kasus, status Kejadian Luar Biasa (KLB) belum ditetapkan karena harus melalui mekanisme tertentu,” katanya.
Menurut dia, langkah pencegahan melalui pemberantasan sarang nyamuk lebih efektif dibandingkan hanya mengandalkan fogging.
Oleh karena itu, Pemkot Cirebon telah menerbitkan Surat Edaran (SE) kepada masyarakat untuk aktif dalam Gertak PSN dengan metode 3M yaitu menutup, menguras, dan mendaur ulang.
Agus mengatakan selain menggalakkan Gertak PSN, pihaknya juga menerapkan program Siswa Pemantau Jentik (Sipetik) di sekolah-sekolah guna meningkatkan kesadaran sejak dini terhadap bahaya DBD.
Program ini, kata dia, melibatkan siswa dalam pemantauan dan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan sekolah maupun tempat tinggal mereka.
“Program ini bisa lebih efektif, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentik nyamuk tetap berkembang jika tempat perindukannya tidak diberantas. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam pencegahan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Siti Maria Listiawaty menyampaikan bahwa hingga pertengahan Februari 2025, total kasus DBD telah melampaui 140 kasus, dan angka ini masih berpotensi bertambah.
“Kami menerima laporan harian dari puskesmas terkait pasien DBD yang dirawat di rumah sakit. Peningkatan kasus ini menjadi perhatian serius, sehingga langkah pencegahan harus terus dilakukan,” katanya.
Terkait fogging, Maria menjelaskan tindakan ini dilakukan berdasarkan prosedur ketat. Investigasi dilakukan terhadap 20 rumah di sekitar lokasi pasien positif DBD sebelum upaya ini disetujui.
"Fogging hanya dilakukan jika ada indikasi kuat seperti penemuan jentik nyamuk dan kasus DBD di sekitar lokasi. Jika tidak ada temuan tersebut, langkah pencegahan lainnya lebih diutamakan,” tuturnya.
Dinkes Kota Cirebon mengimbau masyarakat agar lebih proaktif dalam menjaga kebersihan lingkungan guna menekan potensi penyebaran DBD, termasuk memanfaatkan layanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah secara gratis.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkot Cirebon gencarkan Gertak PSN tekan lonjakan kasus DBD