Bandung (ANTARA) - BYD meluncurkan sistem bantuan mengemudi “God's Eye” terbarunya, di mana pembaruan ini akan memungkinkan setiap mobil BYD dilengkapi dengan teknologi mengemudi cerdas kelas atas, termasuk produk paling terjangkaunya, hatchback BYD Seagull.
Pembaruan sistem ini dirilis sejak sebelumnya kendaraan BYD dikritik di Tiongkok karena sistem pengemudiannya yang dianggap tertinggal dari perusahaan rintisan yang lebih maju, lapor Carnewschina, Senin (10/2).
Ketua BYD Wang Chuanfu menggarisbawahi bahwa BYD memiliki basis data cloud mobil terbesar di Tiongkok. Dia mengklaim bahwa BYD saat ini memiliki 110.000 insinyur, dan 5.000 di antaranya adalah insinyur riset dan pengembangan mengemudi cerdas.
Pada tahun 2024, jarak tempuh pelatihan ADAS BYD adalah 72 juta km per hari. Faktor-faktor ini membantu BYD untuk mengembangkan sistem “God's Eye” generasi berikutnya.
Baca juga: BYD rencanakan bawa PHEV ke Indonesia tahun 2025
Baca juga: BYD Luncurkan DENZA, Merek Mobil Listrik Mewah di Indonesia
Baca juga: BYD jadi pabrik manufaktur EV terbesar di Subang Smartpolitan
Ketua BYD menyoroti bahwa dalam dua hingga tiga tahun ke depan, sistem mengemudi cerdas akan menjadi konfigurasi yang sangat diperlukan untuk membeli mobil.
Sistem ADAS God's Eye ini disebut akan tersedia dalam tiga varian dengan hingga tiga sensor LiDAR. Sistem tingkat pemula disebut “God's Eye C”. Sistem ini mengandalkan klaster tiga kamera yang berada di belakang kaca depan.
Sebagai sistem ADAS tingkat pemula, “God's Eye C” akan diadopsi oleh mobil-mobil dengan merek BYD. Sistem persepsi ini akan didukung oleh sistem DiPilot 100 dengan daya komputasi puncak 100 TOPS.
Elemen perangkat keras lain dari “God's Eye C” termasuk 12 kamera, radar gelombang 5 mm, dan 12 radar ultrasonik.
Ke-12 kamera tersebut terdiri atas 3 kamera tampilan depan, 5 kamera panorama, dan 4 kamera tampilan sekeliling. Lima radar gelombang 5 mm memberikan persepsi sudut 360 derajat, radar depan memiliki jarak deteksi 300 meter. Akurasi 12 sensor radar ultrasonik adalah 1 cm, dan akurasi parkir adalah 2 cm
Sistem ADAS kedua dari merek ini disebut “God's Eye B”. Sistem ini menyediakan sensor LiDAR untuk meningkatkan persepsi sistem bantuan mengemudi mobil. Ini akan memberi daya pada mobil Denza dan Fang Cheng Bao.
Selain itu, beberapa kendaraan unggulan di bawah merek BYD juga akan mengadopsi “God's Eye B”. Kombinasi ini didukung oleh sistem DiPilot 300 dengan kekuatan komputasi 300 TOPS.
Sistem autopilot BYD tingkat atas disebut “God's Eye A”. Sistem ini mengadopsi tiga LiDAR yang didukung oleh sistem DiPilot 600 dengan kekuatan komputasi 600 TOPS. Sistem ini akan memberi daya pada kendaraan di bawah merek mewah BYD, Yangwang.
Setiap mobil BYD dengan sistem bantuan mengemudi yang baru akan memiliki arsitektur Xuanji dengan “satu otak, dua ujung, tiga jaringan, dan empat rantai”.
Ini berarti setiap mobil memiliki prosesor pusat, AI cloud, AI sisi kendaraan, Internet of Vehicles, jaringan 5G, jaringan satelit, rantai sensor, rantai kontrol, rantai data, dan rantai mekanis.
Selain itu, arsitektur Xuanji BYD akan dihubungkan ke model besar Deepseek R1 untuk meningkatkan kemampuan AI kendaraan dan cloud.
Sebagai penutup, Ketua BYD menunjukkan video supercar Yangwang U9 yang dilengkapi dengan sistem God's Eye A yang melaju di lintasan balap tanpa awak.