Presiden Amerika Serikat Barack Obama merupakan salah satu tokoh dunia yang lekat dengan memori masa lalu. Pernyataannya "we will never forget" kerap disampaikan ketika berpidato pada berbagai forum yang bisa mengindikasikan bahwa Obama tak pernah melupakan masa lalu.
Presiden ke-44 AS yang lahir di Honolulu, Hawai, 4 Agustus 1961 itu pun menyampaikan penggalan kalimat menarik bagi Indonesia ketika menyampaikan pidato pembukaan KTT ASEAN-AS di Sunnylands, Rancho Mirage, California, AS, Senin (15/2) sore atau Selasa pagi WIB.
"Seperti diketahui, pertama saya datang untuk mengenal orang dan keindahan dan kekuatan Asia Tenggara saat masa kecil ketika saya tinggal di Indonesia beberapa tahun bersama ibu saya," kata Obama di hadapan 10 kepala negara/kepala pemerintahan negara-negara anggota ASEAN termasuk Presiden RI Joko Widodo, dan Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh.
Barry, panggilan akrab Obama semasa kecil, memang pernah tinggal di kawasan Menteng Dalam, Jakarta Selatan pada 1967-1970 dan Menteng pada 1970-1971 bersama ibunya, Stanley Ann Dunham, dan ayah tirinya, Lolo Soetoro.
Ann Dunham dan Lolo Soetoro (mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah pascasarjana di Universitas Hawaii, AS) bertemu pada 1963 dan mereka kemudian menikah di negara bagian AS itu pada 15 Maret 1965.
Barry merupakan anak dari pasangan Ann Dunham dan Barack Obama Sr. Pasangan suami-istri itu kemudian bercerai. Barry ikut bersama ibunya.
Pada masa anak-anak, Barry pernah bersekolah di Sekolah Katolik St. Fransiskus Asisi selama dua tahun dan Sekolah Dasar Besuki selama satu setengah tahun plus mengikuti "homeschooling" dari Calvert School.
Barry kembali ke Honolulu, Hawaii pada 1971 dan tinggal bersama kakek dan neneknya, Madelyn dan Stanley Dunham.
Obama pada pembukaan KTT ASEAN-AS itu juga mengatakan bahwa sebagai Presiden dia telah mengunjungi negara-negara ASEAN.
"Anda dan rakyat ASEAN selalu menunjukkan keramahtamahan yang luar biasa dan saya berharap kita dapat membalas dengan kehangatan pada hari ini dan esok. Kenapa saya tidak menyelenggarakan KTT ini di Washington adalah karena di sana dingin. Bersalju. Jadi selamat datang di Sunnylands yang indah, hangat," kata Obama kepada para pemimpin ASEAN mengenai KTT yang berlangsung di Sunnylands itu.
Obama yang dilantik sebagai Presiden AS sejak 20 Januari 2009 memang dikenal dekat dengan Indonesia dan rakyat Indonesia.
Bahkan masa kecil Barry telah difilmkan dengan judul "Obama Anak Menteng" yang diambil dari novel dengan judul yang sama, karya Damien Dematra.
Presiden Obama dan Ibu Negara AS Michelle Obama datang ke Indonesia pada 9-10 November 2010 dalam rangkaian lawatannya ke berbagai negara di Asia.
Bangsa Indonesia menyambut meriah kedatangan Obama, termasuk pihak sekolah yang pernah menjadi tempat sekolah Obama. Bahkan sebagian warga Jakarta membuat patung Barry semasa kecil yang dipajang di sebuah taman di Menteng lalu dipindahkan ke salah satu sekolah di kawasan Menteng.
Barack Obama sangat disambut hangat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika itu, bahkan saat jamuan makan malam, Presiden V RI Megawati Soekarnoputri pun hadir.
Obama pada jamuan makan malam di Istana Negara mengingat kembali makanan kesukaannya sate dan nasi goreng.
Obama dan Michelle pun sempat masuk ke Masjid Istiqlal, meletakkan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan di Kalibata, serta menyampaikan pidato di hadapan civitas akademika Universitas Indonesia di Kota Depok.
Presiden Obama kembali ke Indonesia pada 17-19 November 2011 untuk menghadiri KTT ke-19 ASEAN dan KTT Asia Timur di Bali. Forum itu menjadi peristiwa yang menarik perhatian dunia tatkala Obama dan PM Tiongkok Wen Jiabao bertemu dalam deretan meja makan dalam jamuan makan malam yang diselenggarakan oleh Presiden Yudhoyono ketika itu.
Dalam keriuhan acara, Obama dan Jiabao terlihat berbicara serius. Sesekali Obama menyondongkan badan sehingga mulutnya lebih dekat ke telinga Wen Jiabao untuk membisikkan sesuatu.
Tahun 2012, Obama terpilih kembali dalam pemilu untuk memasuki periode kedua pemerintahannya di AS. Dalam periode kedua pemerintahannya, Obama telah dijadwalkan berkunjung ke Indonesia kembali pada Oktober 2013 untuk menghadiri KTT APEC di Bali namun kemudian dibatalkan karena situasi di dalam negeri.
Pada 23 Juli 2014 sekitar pukul 11.00 WIB, Obama secara khusus menelepon Presiden RI terpilih Joko Widodo dengan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai percakapan. Obama memberikan ucapan selamat atas terpilihnya Jokowi dalam Pilpres dan berharap dapat berjumpa pada KTT APEC di Beijing, Tiongkok, pada November 2014.
Pada pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, Presiden Obama secara khusus mengirim Menteri Luar Negeri AS John Kerry untuk menghadiri pelantikan mereka pada Sidang Istimewa MPR RI di Senayan, Jakarta, 20 Oktober 2014.
Di sela-sela KTT APEC di Beijing, pada 11 November 2014, Jokowi dan Obama bahkan sempat melakukan pembicaraan bilateral antara lain membahas masalah terorisme dan radikalisme.
Kepada Obama, Jokowi mengatakan bahwa penanganan terorisme dan radikalisme di Indonesia berbeda dengan negara-negara lainnya.
"Kami juga menyampaikan bahwa kita mempunyai pengalaman dan juga cara pendekatan yang berbeda, negara lain pendekatannya hanya keamanan, kita punya pendekatan keagamaan dan budaya itu yang membedakan. Itu saya sampaikan dan mereka memberikan penghargaan atas pendekatan-pendekatan itu," kata Presiden Jokowi ketika itu.
Saat itu Obama juga mengundang Jokowi untuk berkunjung ke Washington, AS guna membahas lebih jauh peluang-peluang kerja sama kedua negara.
Presiden Jokowi memenuhi undangan Obama itu dan melakukan lawatan pertama ke AS sebagai Presiden RI pada 24-30 Oktober 2015. Namun Jokowi mempersingkat kunjungannya hanya hingga 26 Oktober 2015 karena bencana kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Dalam pertemuannya dengan Jokowi di Gedung Putih pada 26 Oktober 2015, Obama menyebut dirinya mempunyai hubungan pribadi dengan Indonesia karena sempat tinggal di Indonesia saat masa kecilnya.
"Tentu saja saya punya hubungan pribadi dengan Indonesia karena masa kecil saya di Indonesia," katanya. Bahkan Obama menanyakan soal kuliner ayam bakar di kawasan Puncak. Obama ketika juga menyampaikan ucapan belasungkawa atas wafatnya nenek Jokowi, Sani Wirorejo, di Karanganyar, Jawa Tengah, pada 23 Oktober 2015 saat mempersiapkan keberangkatan ke AS.
Saat pernyataan pers bersama seusai pembicaraan bilateral di Oval Office, Gedung Putih, Washington DC, Obama melontarkan salam "selamat siang" dalam bahasa Indonesia kepada wartawan yang sebagian di antaranya berasal dari Indonesia. Salam Obama dalam bahasa Indonesia menyimbolkan sebuah penerimaan yang hangat dari seorang tuan rumah terhadap tamunya.
Pasti bukan mudah untuk mengalahkan pesona Obama yang dikenal "charming" itu. Namun hal itu seperti tidak menjadi beban tersendiri bagi seorang seperti Jokowi. Senyum ala Jokowi tetap terkembang di ruang kerja Obama, Oval Office, ketika keduanya duduk bersisian memberikan pernyataan media. Mereka berdua berjalan menyusuri lorong Rose Garden sesaat setelah memberikan keterangan pers di Oval Office, membuat hubungan Indonesia dan Amerika Serikat siap memasuki babak baru yang semakin cerah.
Kini di Sunnylands, keduanya bertemu kembali dalam forum yang lebih luas di KTT ASEAN-AS.
Selain menyampaikan peningkatan kerja sama antara AS dan ASEAN, di penghujung pidato pembukaan KTT ASEAN-AS itu, Obama menyampaikan soal ancaman transnasional yang tak ada satu negara pun yang mampu untuk mengatasinya sendiri. Semua negara perlu bekerja sama.
"Kita diingatkan lagi dari serangan di Jakarta bulan lalu bahwa momok terorisme menuntuk kita tetap waspada, berbagai informasi dan bekerja bersama-sama melindungi rakyat kita," kata Obama mengenai serangan teroris yang melanda di Jalan MH Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari 2016.
Mengakhiri pidatonya, Obama berterima kasih kepada pemimpin negara anggota ASEAN yang hadir pada KTT itu dan komitmen yang kuat bagi kemitraan antara ASEAN dan AS.
antaranews