Bandung (ANTARA) -
Bahkan, Bey mengatakan pihaknya memberikan waktu satu pekan untuk Jasa Sarana bisa meyakinkan pihaknya siap menjadi pengelola seperti terkait operatornya, hingga perjanjian kerja sama tersebut dengan siapa.
"Kami ingin keseriusan dari semua pihak. Jasa Sarana juga, keseriusan seperti apa. Jaminannya apa, jangan hanya dapat PKS tapi tidak serius karena BRT ini kami tidak mau gagal," kata Bey selepas rapat terbatas di Gedung Sate Bandung, Senin.
Bey menerangkan bahwa pihaknya tidak menghendaki dalam pengelolaan BRT Bandung Raya ini, hanya menargetkan ada bus baru dan berjalan. Tetapi harus mendetil sampai masalah teknis seperti angkutan pengumpan seperti apa, angkutan kota bagaimana dan lainnya.
"Itu harus ditata, jangan hanya misalnya dari Alun-alun ke Padalarang, kan harus dilakukan penyesuaian, angkotnya ada, nanti dengan kereta bagaimana. Jadi harus betul-betul serius," ucapnya.
Bey mengatakan regulasi Keputusan Gubernur Jabar yang menyatakan bahwa Jasa Sarana menjadi pengelola utama (leader) dalam BRT Bandung Raya ini telah ada, namun dia menekankan bahwa harus ada keseriusan juga dari operator dan pengelolanya sendiri, termasuk dalam hal perjanjiannya.
"Pengelola-operator juga harus serius karena punya nama misalnya tapi kesiapan di lapangan, bis rusak jangan sampai. Harus ada SLA, harus detail, jangan sampai baru berapa lama macet, kan masyarakat yang rugi. Kemudian bagaimana integrasi dengan angkot, harus bisa detail," ujarnya.