“Program MBG ini bertujuan untuk memberikan asupan gizi yang memadai kepada anak-anak, termasuk putra-putri pekerja migran,” katanya.
Dia menuturkan Kabupaten Cirebon sendiri merupakan salah satu daerah dengan jumlah pekerja migran yang cukup besar.
Oleh karena itu, ia menilai program seperti MBG dinilai sangat relevan untuk menjawab kebutuhan keluarga pekerja migran, terutama dalam memberikan jaminan kesejahteraan bagi anak-anak mereka.
Pemkab Cirebon berkomitmen memastikan pendidikan anak-anak pekerja migran berjalan dengan baik. Pemerintah desa juga diminta untuk memantau perkembangan mereka secara intensif agar tidak ada yang putus sekolah.
“Simulasi ini menjadi salah satu langkah konkret pemerintah untuk memastikan kehadiran negara di tengah masyarakat. Kebetulan makanan yang disiapkan, dibuat oleh ibu-ibu yang sudah purna sebagai pekerja migran,” tuturnya.
Wahyu menegaskan perhatian terhadap anak-anak pekerja migran sangat penting, karena mereka adalah generasi penerus yang perlu dibekali dengan pendidikan yang baik.
“Simulasi program ini tidak hanya menitikberatkan pada asupan gizi anak-anak, namun sebagai bentuk dukungan kepada keluarga pekerja migran agar merasa diperhatikan oleh pemerintah,” ucap dia.
Baca juga: Kabupaten dan Kota Cirebon mengusulkan UMK 2025 naik 6,5 persen
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wamen P2MI tinjau simulasi program MBG di Cirebon