Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta menyerukan konsensus politik dan transisi demokrasi damai diwujudkan di Suriah, usai kejatuhan rezim Presiden Bashar Al-Assad.
“Konsensus politik nasional, transisi demokratis yang damai, serta rekonstruksi atau pemulihan ekonomi dan pembangunan harus jadi prioritas Suriah di tahap selanjutnya,” kata Anis melalui pernyataan tertulis Kemlu RI di Jakarta, Selasa.
Anis mengatakan Indonesia terus memantau secara cermat dinamika situasi yang berkembang di Suriah usai runtuhnya rezim Baath.
Baath merupakan partai yang sebelumnya berkuasa selama 61 tahun di Suriah dan pada 1970-2000 dipimpin oleh presiden Suriah saat itu, Hafez al-Assad yang adalah ayah Bashar Al-Assad. Bashar kemudian menjabat sekretaris jenderal di partai tersebut.
Anis berharap perubahan rezim di Suriah menjadi momentum bagi rakyat negara itu untuk mewujudkan hidup yang lebih baik. Ia juga menyerukan kepada semua pihak di Suriah agar senantiasa mengutamakan keamanan dan keselamatan rakyat.
“Indonesia menghormati keutuhan wilayah Suriah dan mengharapkan rakyat Suriah dapat memulai kehidupan baru yang lebih baik,” ucap Anis.
Kemlu RI pada Minggu (8/12) menyerukan supaya proses transisi pemerintahan di Suriah dilakukan secara inklusif, demokratis, dan damai, demi kepentingan bersama seluruh rakyat Suriah usai jatuhnya rezim Assad.