Cianjur (ANTARA) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat ambruknya atap bangunan laboratorium SMP 3 Tanggeung akibat kayu penyangga yang digunakan untuk rangka atap tidak sesuai spesifikasi, sehingga tidak kuat menahan beban.
Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Disdikpora Cianjur Helmi Halimudin di Cianjur Rabu, mengatakan hal tersebut ditemukan setelah pihaknya mengirim tim untuk melakukan investigasi terkait ambruknya bangunan yang baru berdiri dua tahun itu.
Baca juga: Disdikpora Cianjur kirim tim pastikan penyebab laboratorium SMP ambruk
"Kami telah menyerahkan data hasil investigasi awal dan kronologi ambruknya atap bangunan laboratorium komputer SMPN 3 Tanggeung ke Inspektorat Daerah (Itda) Kabupaten Cianjur," katanya.
Hasil investigasi Disdikpora menduga kayu yang digunakan sebagai rangka atap laboratorium komputer tidak sesuai spesifikasi, sehingga tidak sanggup menahan beban genteng dan ambruk, serta pembangunan tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Pasalnya, ungkap dia, untuk membangun gedung sebelumnya sudah ada RAB. Ketika sesuai, menurutnya, tidak akan ada insiden ambruknya bangunan yang baru berdiri dua tahun. Namun hal tersebut masih analisa awal, kata dia, selanjutnya akan dibuktikan Itda Cianjur terkait kebenarannya.
"Kami sudah meminta klarifikasi mantan Kepala SMPN 3 Tanggeung Syaban Munir yang saat ini menjabat Kepala SMPN 9 Cibinong, karena laboratorium komputer dibangun pada saat masa kepemimpinan Syaban," katanya.
Selanjutnya. tutur dia, hasil investigasi akan ditindaklanjuti Itda Cianjur melalui Inspektur Pembantu Khusus (Irbansus) melakukan pemeriksaan seluruh berkas administrasi hingga kronologi runtuhnya atap laboratorium itu.
"Kami akan terus menyampaikan hasilnya, jika Itda rampung melakukan pemeriksaan insiden runtuhnya laboratorium, kalau ditemukan adanya dugaan pelanggaran, siapa pun yang ikut terlibat dalam pembangunan akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku," katanya.