Bandung (ANTARA) -
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebutkan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka masih ditargetkan untuk beroperasi pada tahun 2028.
"Legok Nangka masih target 2028 bisa berjalan. Untuk proses administrasi dan sebagainya, kami akan selesaikan supaya bisa groundbreaking. Tetap tahun ini secara keseluruhan bisa akhir tahun, tapi ada beberapa bangunan yang harus dibangun bisa lebih cepat, tapi konstruksinya mungkin akhir tahun ini terkait dengan PLTSA," kata Bey di Gedung Sate Bandung, Minggu.
Sehubungan dengan TPA Sarimukti yang diperkirakan akan overload pada akhir tahun 2024 jika pengelolaannya seperti saat ini, Bey menegaskan harus ada pengurangan pengiriman sampah.
Namun demikian, Bey mengatakan pada pemerintah kota dan pemerintah kabupaten, pengurangan sampah jangan sampai hanya dikurangi pengirimannya saja, tapi produksi sampah dari kabupaten/kota di Bandung Raya, tetap sama.
"Jadi dari hulu, dari rumah tangga. Tapi jangan hanya diperintahkan saja, karena saya mendengar di beberapa lingkungan itu sampahnya sama, tapi petugas sampah tidak mengambil dengan alasan sederhana, provinsi melarang untuk kirim bayak-banyak sampah, itu tidak benar," ujar Bey.
Bey juga menegaskan bahwa bupati/walikota di sekitar Bandung Raya untuk turun langsung hingga ke kecamatan dan kelurahan, jangan hanya perintah tertulis.
"Tapi kawal betul supaya di lapangan nanti juga ini akan dimasifkan dengan kampus dengan PKK, supaya penanganan sampah ini tidak lagi buruk ketika Pemprov lengah sedikit, pengolahan sampah ini kan harusnya sudah menjadi budaya kita," ucapnya.
Menurut Bey, sampah harus sudah mulai dikurangi dari rumah, serta dan jajaran Pemprov Jabar untuk mengecek secara baik truk yang masuk ke Sarimukti yang legal dan resmi yang ditunjuk kabupaten/kota di Bandung Raya.
"Jangan sampai ada truk yang bawa sampah langsung dari suatu lingkungan ke TPA. Kan harusnya ke TPS dulu, tidak boleh ke TPA langsung," tuturnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) dan pemerintah daerah kabupaten/kota di kawasan Bandung Raya mengambil inisiasi untuk aksi pengurangan volume sampah ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Sarimukti yang kini hampir melebih kapasitas (overload).
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan saat ini volume sampah yang sangat besar dari wilayah Bandung Raya per harinya masuk ke TPPAS Sarimukti sekitar 3.000 meter kubik, dan diprediksi penuh pada akhir 2024 jika berkaca pada lahan eksisting yang tersedia dengan sampah eksisting yang masuk.
Karenanya, Pemprov Jabar selaku pengelola TPA Sarimukti harus membatasi volume pengiriman sampah dari kabupaten kota di Bandung Raya dan mendorong pengelolaan sampah mandiri di wilayah-wilayah itu.
Herman mengatakan jika tidak dibatasi, maka TPA Sarimukti akan penuh lebih cepat, di mana saat ini ada 1.750 ton dengan 267 pengiriman sampah per hari, yang jika pola seperti ini dibiarkan, maka TPA Sarimukti akan kepenuhan di akhir tahun.