Negara-negara Barat terus menahan diri untuk tidak mengutuk Israel, sekaligus terus menegaskan komitmen mereka untuk mendukung Tel Aviv dengan cara apa pun dalam serangan sekecil apa pun terhadap Israel.
Dukungan Militer yang Intens
Dukungan militer Barat untuk Israel tetap signifikan sejak dimulainya perang saat ini.
AS menyumbang 70,2 persen dari impor senjata konvensional Israel pada 2011-2020, diikuti oleh Jerman sebesar 23,9 persen dan Italia dengan 5,9 persen, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI). Pengiriman senjata ke Israel berlanjut setelah 7 Oktober.
Pada April, Kongres Amerika menyetujui paket bantuan militer asing sebesar 95 miliar dolar AS (sekitar Rp1,4 kuadriliun), mengalokasikan 17 miliar dolar AS (sekitar Rp266,3 triliun) untuk Israel.
Sebuah investigasi oleh surat kabar Haaretz di Israel menemukan bahwa 173 penerbangan kargo militer dan sipil dari AS dan pangkalan militer Amerika mengangkut senjata dan amunisi ke Israel dari 7 Oktober hingga Juli 2024.
Selain itu, pada 26 September, Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan Direktur Jenderal Eyal Zamir menandatangani perjanjian di Washington agar Tel Aviv menerima paket bantuan perang Amerika senilai 8,7 miliar dolar AS (sekitar Rp136,3 triliun).
Ekspor senjata negara-negara Eropa ke Israel telah mencapai miliaran euro dalam dekade terakhir. Antara 2014 dan 2022, nilai lisensi ekspor yang diberikan kepada Israel dari negara-negara Uni Eropa sekitar 6,3 miliar euro (6,91 miliar dolar AS/Rp108,2 triliun).
Pemerintah Jerman menyetujui setidaknya penjualan senjata senilai 1,4 miliar euro (1,5 miliar dolar AS/Rp23,5 triliun)) kepada Israel antara 2015 dan 2020, menurut basis data Campaign Against Arms Trade (CAAT), sebuah kelompok yang bekerja untuk menghapuskan penjualan senjata internasional.
Selama periode tersebut, Inggris mengekspor peralatan militer senilai 426 juta euro (Rp7,3 triliun) ke Israel, termasuk komponen untuk pesawat tempur, rudal, tank, senjata ringan, dan amunisi.
Jerman meningkatkan penjualan senjata ke Israel sepuluh kali lipat pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, mengirimkan senjata senilai 326,5 juta euro (sekitar Rp5,6 triliun).
Berlin menyetujui 185 aplikasi lisensi ekspor tambahan untuk pasokan senjata dari Israel dalam beberapa minggu setelah 7 Oktober.